Senin, 30 Juni 2008

Kado Spesial Buat Istriku

Dulu...
Sesaat setelah akad nikah
Saya hulurkan sebuah amplop putih ke tangan istri saya
Sebuah amplop yang saya harapkan bisa menjadi sebuah prasasti
bukti harapan-harapan yang tersemai di hati
Dan semoga senantiasa terjaga hingga kini dan masa yang akan datang

Tulisan itu adalah sebagaimana saya pindai kembali dari kertas aslinya
yang hasilnya adalah seperti di bawah ini.

April 05, 1998

KADO SPESIAL BUAT ISTERIKU TERCINTA

Segala puji hanya milik Allah Penguasa alam semesta. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan atas Junjungan dan Qudwah kita, RasullAllah Muhammad saw beserta keluarga, sahabat dan umatnya yang selalu Iitizam di jalan-Nya hingga yaumil akhir.

Isteriku tercinta ...

Disaat yang bahagia ini, ingin kusampaikan beberapa patah kata sebagai ungkapan hati ini. Sungguh ... hanya karena ijin Allah semata hari ini kita bisa mengikrarkan sebuah ikatan yang teramat suci, yang akan bisa membentengi hati kita dari maksiyat hati. Semoga... ridho-Nya pun akan selalu menaungi langkah-Iangkah kita nantinya.

Isteriku tersayang ...

Allah telah menghalalkan engkau menjadi pendamping hidupku dan kau pun telah mengikhlaskanku menjadi pendampingmu. Aku berharap bahwa keikhlasanmu akan tetap adanya walaupun mungkin akan kautemui hal-hal dalam diriku ini yang mengecewakanmu di kemudian hari, yang tidak sesuai dengan apa yang engkau dambakan. Mudah-mudahan Allah meluruskan niat di hati kita masing-masing.

Isteriku terkasih ...

Kuucapkan terima kasihku dengan setulus-tulusnya atas kesediaan-mu untuk menemani langkah-Iangkah perjuanganku. Semoga Allah membalasnya dengan surga yang telah la janjikan. Isteriku ... , Berbagai rasa terangkum dalam kalbu ini. Marilah kita mantapkan azam dihati kita untuk bersama membina keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah ... yang Allah senantiasa mencurahkan berkahnya dalam hari-hari kita nanti.

Isteriku ...

Engkau telah tahu, bagaimana keadaan diri ini. Kuharap engkau menerimanya dengan penuh keikhlasan. Semuga Allah melapangkan dada kita dan membesarkan hati kita untuk dapat saling menerima segala kekurangan dan kelebihan kita masing-masing. Bantulah aku untuk menerimamu dengan segala kekurangan dan kelebihanmu. Kusadar, menerima kelebihan-kelenihan yang ada pad a dirimu jauh lebih berat daripada menerima kekurangannkekuranganmu. Tapi ... marilah kita atur langkah kita untuk tidak saling menonjolkan kelebihan di antara kita dan tidak mencari-cari kekurangan di antara kita.

Isteriku sayang ...

Hanya kepada Allah-Iah muara hidup kita. Jadikan hari-hari kita sebagai media untuk menggapai ridho-Nya. Satukan cinta kita untuk meraih Cinta disisiiNya ... cinta yang tidak terkotori oleh hawa dan nafsu. Allahu ... ,bimbinglah kami untuk meniti jalan ridho-Mu ... turunkan ketenangan dalam hati-hati kami ... anugerahkan kepada kami keturunan yang sholeh dan sholehah ... Allahumma amien.

Rabu, 25 Juni 2008

Nasehat Itu Bernama Sakit

Ahad pagi kemaren, tiba-tiba saja kepala saya pusing. Pandangan berputar, bumi seperti dibolak-balik. Kemudian pusing itu hilang. Tapi beberapa saat kemudian kejadian itu berulang beberapa kali. Sampai saya sedikit berteriak dan menggapai-gapai istri saya untuk saya berpegangan padanya. "Mungkin
migrain seperti biasanya itu mas?" tanya istri. "Bukan, yang ini tidak seperti itu rasanya. Ini mungkin seperti vertigo" Saya jelaskan apa yang saya rasakan.

Pagi itu juga, sejatinya anak perempuan saya latihan pentas di sekolah, untuk acara tutup tahun kenaikan kelas sabtu depan. Karena saya kurang sehat, dan dia sendiri dari bangun tidur mengeluh sakit tenggorokan,
akhirnya istri menelepon ibu gurunya untuk mengijinkan tidak ikut latihan. Dan pagi itu juga kami ada janji dengan seorang dokter, untuk mengkhitan anak pertama kami. Akhirnya saya minta istri untuk ngerokin punggung dan leher saya, siapa tahu bisa sembuh.

Pukul 10.00 dokter tersebut datang. Begitu saya keluar menyambutnya, dalam pikiran saya mengatakan kalo saya sepertinya pernah bertemu dengan orang ini. Ternyata dia juga mempunya pikiran yang sama. Setelah berbincang di ruang tamu, "Sepertinya lebih dari sekali kita pernah bertemu pak. Tapi di acara apa ya?" katanya. Setelah ditelusuri, ternyata dia teman satu angkatan adik saya di pesantren daaru hira' dulu, sebuah pesantren mahasiswa di kota jogja. Ah, memang terlalu terbatas ingatan kita ini.

Beberapa saat kemudian dokter tadi telah selesai mengkhitan anak saya. Alhamdulillah, semua berjalan lancar. Istri, yang selama proses khitan itu sengaja mengungsikan kedua anak saya yang lain ke rumah tetangga, segera
saya telepon untuk pulang. Ternyata suhu badan anak perempuan saya tetap tinggi. Siang itu juga sepulang sholat dhuhur, segera saya mencari apotek sekitar rumah untuk membeli obat penurun panas, sekaligus membeli bakso untuk sekeluarga. Tiga apotek telah saya datangi dan tutup, akhirnya saya urungkan dulu usaha saya membeli obat penurun panas dan segera bergegas pulang.

Selepas santap bakso, saya minum sebutir obat untuk menghilangkan pusing kepala. Kemudian bergegas tidur. Tumben, kedua anak saya siang itu juga mau untuk tidur siang. Padahal biasanya susah sekali untuk tidur siang.
Sementara sang kakak yang habis dikhitan, masih belum bisa tidur karena kondisinya barangkali. Kami terbangun sudah selepas sholat ashar. Kepala saya masih sesekali serasa berputar. Badan anak perempuan saya masih tetap panas.

Sore itu setelah beres-beres, kami putuskan untuk periksa ke puskesmas terdekat. Kebetulan ada dokter jaganya meskipun libur. Dengan mengendarai motor, pukul 17.00 kami telah sampai di puskesmas. Dokter jaga dan kru di sana masih sibuk menangani berkas seorang pasien yang telah lebih dulu datang. Hampir setengah jam kami menunggu tidak disapa dan tidak dilayani, akhirnya saya berkata ke istri, "Sudah lah dek, nanti ke dokter umum yang praktek aja ya. Tidak usah menunggu di sini. Soalnya sebentar lagi sudah harus ke stasiun nih." Kami putuskan untuk urung periksa di puskesmas tersebut. Duh, kenapa juga pelayanan di lembaga pemerintah ini masih saja belum baik dan profesional, gumam kami.

Ya, petang itu juga sesampai di rumah, setelah menunaikan sholat maghrib dan mempersiapkan barang-barang untuk ke Jakarta, berboncengan dengan istri saya berangkat ke stasiun, untuk menuju medan amal berikutnya. Dalam perjalanan saya agak sedikit begumam dalam hati, kenapa tadi lupa beli minuman buat di perjalanan. Apalagi kondisi fisik agak drop seperti ini, biasanya sebotol pocari sweat cukup membantu.

Sebelumnya saya sempat bersms ria dengan Akh Heru. Ternyata dia naik kereta yang sama, bahkan di gerbong yang sama hanya berbeda nomor tempat duduk. Sesampai di dalam kereta, selepas bertemu dengan roker joglo (rombongan kereta jogja-solo), Akhuna Heru datang menghampiri dan memberikan sebotol pocari sweat, "Pak, ini buat antum." Ah, ternyata Allah sangat dekat sekali. Bahkan lintasan dalam hati pun segera dipenuhi-Nya. Alhamdulillah wa subhanallah.

Malam itu, saat beranjak tidur dengan gelaran tikar di sela tempat duduk kereta, sesekali kepala saya masih berputar. "Dek, mungkin darah rendahku kumat. Besok pagi kalo belum baikan, tak periksa ke dokter deh" begitu sms saya ke istri malam itu. Menghabiskan sebotol pocari sweat, akhirnya saya tertidur dengan doa harapan esok paginya bangun dengan kondisi yang lebih baik.

Ikhwati fiillah. Alhamdulillah wa syukurillah, senin kemaren sampai dengan hari ini, saya telah bisa beraktifitas seperti biasa. Tanpa diganggu oleh pusing yang pada hari ahad kemaren begitu mengganggu. Maka, mari kita
syukuri masa-masa sehat kita dengan senantiasa membuat amal kebaikan. Karena sungguh, hanya saat sakit datanglah kita biasanya baru bisa merasakan betapa mahalnya nikmat kesehatan, yang terkadang sering kita lupakan dan lupa kita syukuri keberadaanya.

Bagi yang kemaren juga sedang sakit. Akh Norman, Akh Gita, Akh Heru, dan juga Akh Saleh. Akh Pani beberapa saat yang lalu. Semoga sakit kita menjadi bagian bagi gugurnya dan diangkatnya sebagian dosa-dosa kita. Amien.

Barakallahu lakum. Ukhibbukum fiillah.

Jumat, 13 Juni 2008

Modern itu…

Sungguh, tadinya saya hanya terinspirasi ketika membaca Puisi yang dibacakan oleh Dedy Mizwar di telivisi. Ada semangat dan optimisme yang luar biasa di sana. Dan semua itu adalah bagian dari upaya untuk kembali membangkitkan negeri ini dari keterpurukan.

Tiba-tiba saja jari ini sudah mengetikkan kata-kata di bawah ini, sebagai bagian dari ekspresi diri untuk mengungkapkan bagian dari sisi lain para penglajo sejati.
Bukan untuk mencibir, tapi sekedar melepaskan perasaan yang barangkali, juga dirasakan teman-teman penglajo yang lain.


Modern itu…

Modern itu Susah …
Susah karena harus jauh dari keluarga
Tiap pekan naik senja utama

Modern itu Takut …
Takut kalau tidak dapat tiket kereta
Sehingga tidak bisa pulang kampung

Modern itu Malu …
Malu karena banyak hutang
Yang tidak segera lunas karena habis di ongkos

Modern itu Marah …
Marah jika kereta terlambat
Sehingga harus dipotong absen

Modern itu Mencuri …
Mencuri-curi waktu sedikit
Untuk sekali-kali bisa pulang cepat

Modern itu tidak ada …
Tidak ada kata menyerah
Tidak ada kata putus asa
Pulang terus tiap pekan

Modern itu aku…
Aku capek dan lelah….







Hueheheheehe..
Just Kidding
Dari pada bengong getooo...

PESAN DI BALIK KESEDIHAN

Salah seorang sahabat saya
yang ikut menggawangi Solo Peduli (Dompet Duafanya Solo Pos)
berikut ini memberi saya sebuah perenungan juga
bahwa sering kita memang melihat sesuatu 'hanya' dari sudut pandang kita
Mengenakkan kita atau tidak
Merepotkan kita atau tidak
Menyusahkan kita atau tidak
.......... Dst
walau ini juga tidak 100% salah

Hanya, barangkali dalam kaca mata Sang Maha Pemilik Kehidupan
Memang ada kalanya kita dihadapkan dengan 'sesuatu' nasib
yang seakan 'tidak memihak' kita
justeru sebagai bentuk kasih sayang-Nya
agar kita terhindar dari 'keburukan' yang lebih besar

Allahu a'lam

.........................................................................................

Jazakallah atas kirimannya, ada sebuah renungan kecil yang
semoga bisa bermanfaat.

PESAN DI BALIK KESEDIHAN

Bulan ini, kami termasuk orang-orang yang dilanda
kesedihan. Salah satu pengurus Yayasan SOLO PEDULI, Bapak
Drs. Mulyanto Utomo yang selama ini menjadi Sekretaris
Yayasan SOLO PEDULI dan juga Pemimpin Redaksi Harian Umum
SOLOPOS mendapat musibah.

Pagi itu beliau baru saja mengantarkan putranya ke sekolah
dengan sepeda motor. Saat mau memarkir motor di garasi
rumah, beliau bermaksud menggeser ganjal ban mobil. Saat
ganjal ban bergeser, beliau melihat mobil yang diparkir
nggelondor, karena tempat parkir yang memiliki kemiringan
cukup curam. Secara refleks beliau bermaksud menahan mobil
dengan kedua tangan, agar mobil tidak terus nggelondor.

Kedua tangan Pak Mul tidak cukup kuat untuk menahan mobil
yang meluncur ke belakang. Beliau terbalik dan terseret
mobil. Para tetangga yang menolong sudah menemukan beliau
di bawah mobil.

Beliau merasakan sakit yang teramat sangat. Seluruh badan
tidak bisa digerakkan, kecuali tangan. Dengan cepat
tetangga dan keluarga membawa beliau ke rumah sakit Dr.
Oen. Hasil pemeriksaan dokter membuat semua tersentak dan
tertegun hampir tidak percaya. Tulang Belakang Pak
Mulyanto patah. Berbagai kemungkinan buruk menjelang
operasi telah disampaikan oleh tim dokter. Semua hanya
bisa pasrah, bertawakal pada Allah SWT. Alhamdulillah
operasi berjalan lancar. Semua mengharap mu’jizat dari
Allah, semoga syaraf-syaraf di Tulang Belakang beliau
tidak ikut rusak, yang bisa menyebabkan lumpuh permanen.
Beberapa kawan, relasi dan para pembesuk nampak bersedih,
dan seperti tidak percaya dengan kejadian tersebut.

Peristiwa kecil yang berdampak besar. Sudah hampir sebulan
beliau terbaring di rumah sakit. Di antara pembesuk ada
yang berkomentar, “Kenapa musibah itu menimpa Pak Mul yang
tidak suka neko-neko? Kenapa orang sebaik beliau mendapat
ujian seperti itu?”

Rasulullah pernah berkisah, “Pada zaman sebelum kalian,
pernah berkuasa seorang raja yang amat zalim. Pada suatu
ketika raja zalim ini tertimpa penyakit yang amat berat.
Seluruh tabib di istana tidak ada yang bisa mengobati raja
tersebut. Hingga akhirnya ada seorang rahib yang
mengatakan bahwa penyakitnya bisa disembuhkan hanya dengan
memakan sejenis ikan dari laut, tapi sayangnya saat ini
belum musimnya ikan tersebut muncul dipermukaan. Demi
kesembuhannya, raja tersebut memerintahkan semua orang
untuk tetap berburu ikan tersebut. Aneh bin ajaib,
ternyata ikan itu sangat mudah didapat. Sang Raja akhirnya
sembuh, dan memimpin kembali dengan zalim.

Di lain waktu dan tempat ada seorang raja yang terkenal
adil dan bijaksana. Pada suatu ketika raja tersebut sakit.
Menurut diagnosa para tabib, penyakit Sang Raja mengarah
pada kesimpulan yang sama. Penyakit Sang Raja tersebut
bisa diobati dengan sejenis ikan laut yang kebetulan
sedang musimnya muncul dipermukaan. Semua optimis Sang
Raja bisa segera sembuh. Tapi apa yang terjadi? Ikan yang
seharusnya mudah didapat, tidak ada satu pun yang muncul
dipermukaan. Meskipun kerajaan mengerahkan seluruh ahli
selamnya, tetap saja mereka tidak menemukan ikan tersebut.
Akhirnya raja bijaksana tersebut meninggal.

Para malaikat bingung dengan kejadian tersebut, mereka
menghadap Allah dan bertanya, “Ya Tuhan kami, apa sebabnya
Engkau menggiring ikan-ikan itu ke permukaan sehingga raja
zalim itu selamat, sementara pada waktu raja bijaksana itu
sakit, Engkau menyembunyikan ikan-ikan itu ke dasar laut
sehingga raja yang bijak itu meninggal?”

Tuhan pun berfirman, “Wahai para malaikat-Ku, sesungguhnya
raja yang zalim itu walaupun hidupnya penuh dengan
kezaliman, namun dia pernah berbuat kebaikan. Aku balas
kebaikannya tersebut di dunia, sehingga nanti pada waktu
dia datang menghadap-Ku, tidak ada lagi kebaikan sedikit
pun yang di bawanya. Dan aku akan campakkan dia ke dalam
neraka. Sementara raja yang bijak itu, ia pernah berbuat
salah kepada-Ku, karena itu Aku hukum dia dengan
bersembunyinya ikan-ikan itu, sehingga nanti saat dia
datang menghadap-Ku akan membawa seluruh kebaikannya tanpa
sedikit dosa padanya. Hukuman atas apa yang pernah ia
lakukan sudah Kutunaikan seluruhnya di dunia.”

Setiap kita pasti pernah mengalami sesuatu yang tidak
menyenangkan dalam hidup. Bahkan, tidak jarang orang
kemudian berprasangkan buruk kepada Allah. Na’audzubilah.
Maha Benar Allah yang telah berfirman, “Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagim, dan boleh
jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu,
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al
Baqoroh: 216).

Sementara itu Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seorang
muslim tertimpa derita dari penyakit atau perkara lain
kecuali Allah hapuskan darinya (penyakit tersebut)
dosa-dosanya sebagaimana pohon yang menggugurkan daunnya.”
(H.R. Muslim).

Bagi kami – pengelola Yayasan SOLOPEDULI – Pak Mul adalah
sosok Bapak yang akrab dan familiar. Beliau adalah salah
satu profile orang yang énténgan yang pernah kami kenal.
Beliau yang selalu mem-back¬ up program dan kesulitan
yang kami hadapi dalam menjalankan program-program sosial.

Singkatnya, beliau adalah orang yang kami kenal sangat
baik. Sehingga kami yakin, bahwa Allah tidak akan
menyia-nyiakan hamba-Nya yang sholih. Kami yakin ada
hikmah besar atas peristiwa tersebut, sebagaimana kami
yakin bahwa cobaan adalah sarana Allah meningkatkan
derajat seorang hamba di sisi-Nya. Rasulullah saw
bersabda, “Barangsiapa yang Allah berkehendak kebaikan
padanya, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya.”
(H.R. Bukhari).

Rasulullah juga bersabda, “Sesungguhnya ada orang yang
mendapat kedudukan di sisi Allah, akan tetapi tidak ada
satu amal pun darinya yang bisa mengantarkannya untuk
mencapai kedudukan itu. Oleh karena itu Allah SWT
mencobanya dengan suatu hal yang tidak ia sukai, sehingga
dengan hal itu ia mendapatkan kedudukan tersebut.” (H.R.
Ibnu Hibban).

Dr. Abdul Muhdi dalam menjelaskan hadits di atas
mengatakan bahwa Allah telah menetapkan untuk sebagian
manusia manzilah (kedudukan) yang tinggi di surga. Akan
tetapi ia terkadang kurang optimal dalam beramal shalih.
Maka Allah timpakan kepadanya sakit sebagai cobaan
sehingga ia bisa memperoleh manzilah (kedudukan) yang
telah Allah tentukan padanya. Subhanallah. Allahu Akbar.


...............................................................................................................
Jazakallah akh supomo
You are one of my best friend

Burn Yourself !