Jumat, 29 Mei 2009

Semangat Penumbuhan

Entahlah. Saya paling suka membahas masalah seputar cinta dan keluarga. Dan saya paling suka dengan tulisan-tulisan ustadz satu ini tentang cinta. Baik dari sisi diksinya, alurnya, nuansanya, juga kedalaman maknanya. Mari kita resapi sejenak tulisan beliau di bawah ini.

Semangat Penumbuhan
Ust. Anis Matta

Pekerjaan kedua seorang pencinta sejati, setelah memperhatikan, adalah penumbuhan. Inilah cintanya cinta. Inilah rahasia besar yang menjelaskan bagaimana cinta bekerja mengubah kehidupan kita dan membuatnya menjadi lebih baik, lebih bermakna.

Cinta adalah gagasan dan komitmen jiwa tentang bagaimana membuat kehidupan orang yang kita cintai menjadi lebih baik. Jika perhatian memberikan pemahaman mendalam tentang sang kekasih, maka penumbuhan berarti melakukan tindakan-tindakan nyata untuk membantu sang kekasih bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik.

Kita tidak boleh berhenti diujung perhatian sembari mengatakan kepada sang kekasih: "Aku mencintaimu sebagaimana kamu adanya." Atau: "Aku menerima dirimu apa adanya." Memahami dan mengerti sang kekasih tidaklah cukup. Seorang pencinta sejati harus mampu mengimajinasikan sebuah plot akhir dari kehidupan yang dijalani sang kekasih. Itu tidak berarti bahwa kita mengintervensi kehidupannya secara rigid atas nama cinta. Tidak! yang dilakukan seorang pencinta sejati adalah menginspirasi sang kekasih untuk meraih kehidupan paling bermutu yang mungkin ia raih berdasarkan keseluruhan potensi yang ia miliki.

Kalau bukan karena kerja-kerja penumbuhan, seorang pencinta sejati tidak akan sanggup bertahan hidup disamping seorang kekasih yang ilmu, pengalaman, keterampilan, dan kepribadiannya, tidak bertumbuh dalam 10 tahun perkawinannya, misalnya. Kamu pasti bosan mengobrol dengan seorang yang hidupnya stagnan, dingin dan tidak dinamis. Para pencinta sejati menemukan gairah kehidupan dari perubahan-perubahan dinamis dalam kehidupan kekasih mereka. Seperti gairah kehidupan yang dirasakan seorang ibu ketika ia menyaksikan bayinya tumbuh dan berkembang menjadi anak remaja lalu dewasa. Atau gairah yang dirasakan seorang guru saat menyaksikan muridnya tumbuh menjadi ilmuwan dan intelektual.

Penumbuhanlah yang membedakan cinta yang matang dengan cinta seorang melankolik. Penumbuhan memberikan sentuhan edukasi pada hubungan cinta. Sebab di sini cinta bukan sekedar gumpalan emosi di langit jiwa: yang mungkin meledak bagai halilintar, atau membanjiri bumi dengan hujan air mata, pikiran dan fisik sekaligus. Itu yang membuatnya nyata. Dan efektif.

Di tangan Rasulullah saw Aisyah bukan hanya seorang istri. Rasulullah saw telah menumbuhkannya menjadi bintang di langit sejarah. Suatu saat Ali Tanthowi mengatakan: "Istriku yang tamatan SD ternyata lebih intelek daripada mahasiswi-mahasiswiku yang hampir sarjana." Beliau mengatakan itu setelah melewati 10 tahun masa perkawinan. Ketika Iqbal menemukan dirinya telah menjadi filosof dunia, ia menyadari itu kerja sang guru. Maka ia berkata tentang gurunya itu: "Dan nafas cintanya meniup keuncupku jadi bunga."

Selasa, 12 Mei 2009

Ngunyah Permen Karet

Dalam beberapa kesempatan, saya sering menyaksikan di televisi pelatih sepak bola yang di sela-sela pertandingan, mulutnya terus-menerus sibuk mengunyah. Sambil matanya terus memelototi jalannya pertandingan. Atau juga dalam film-film yang ditayangkan di televisi, tak jarang saya melihat adegan para jagoannya mulutnya juga sibuk mengunyah di tengah-tengah aksi heronya. Duagaan saya, pasti dia mengunyah permen karet. Gak percaya? Coba aja deh tanyakan langsung pada mereka.

Ngomong-ngomong tentang manfaat permen karet, saya mencoba mencari artikel yang menulis tentang itu. Beberapa tahun yang lalu sebenarnya saya juga pernah membaca artikel semacam itu, tapi lupa di mana. Berikut ini saya kopaskan salah satu artikel yang berhasil saya dapat dari tanya-tanya Om Google, saya cari yang paling lengkap dan dari sumber yang lebih kredibel. Semoga bermanfaat :

Manfaat Permen Karet Bagi Kesehatan

Keberadaan permen karet yang dikonsumsi sebagai makanan sambilan mengundang pendapat yang berbeda. Sebagian orang beranggapan, permen karet lebih banyak merugikan, terutama untuk anak-anak yang biasa atau senang mengonsumsi makanan yang manis seperti permen, cokelat dan permen karet.

Sekarang begitu banyak macam permen karet yang beredar di pasaran. Dilihat dari bentuk, rasa kandungannya sampai harganya yang beragam. Permen karet pun terbagi dua berdasarkan kandungannya, yaitu permen karet yang mengandung gula dan yang tidak mengandung gula atau sugar free.

Terdapat isu kesehatan bahwa permen karet tanpa gula memiliki nilai kesehatan. Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari mengunyah permen karet bebas gula. Dalam permen karet ini, unsur pemanis digantikan oleh bahan lain yang disebut xylitol. Xylitol merupakan bahan pemanis alami. Secara alami xytol ditemukan di dalam tanaman, hewan dan manusia. Xylitol murni berupa kristal putih, dengan wujud dan rasa seperti gula. Para produk makanan, xylitol sering dimasukkan sebagai karbohidrat. Xylitol diabsorbsi secara lambat dan hanya sebagian yang dimetabolisme, maka nilai kalorinya 40% lebih kecil dari pada kelompok karbohidrat lainnya atau 2,4 K kalori.

Xylitol merupakan bahan pemain alternatif yang memiliki sifat sangat baik bagi pengembangan produk makanan maupun produk farmasi. Beberapa sifat yang dimiliki adalah memberikan sensasi dingin (cooling sensation) seperti mentol, memiliki tingkat kemanisan yang sama dengan sukrosa (gula tebu), menghasilkan energi hanya 2,4 K kalori/g (cocok bagi penderita obesitas/kegemukan), tidak memerlukan insulin untuk metabolismenya (cocok bagi penderita diabetes), serta bersifat anticariogenic (melindungi dari kerusakan gigi).


Mencegah Kerusakan Gigi

Suatu pembenaran ilmiah menyatakan bahwa mengunyah permen karet bebas gula dapat melindungi gigi dari kerusakan. Selain itu, mengunyah permen karet dapat menggantikan kegiatan menggosok gigi setelah makan. Terlebih bila kita merasa tidak nyaman membawa sikat gigi ke mana-mana.

Waktu orang mengunyah permen karet akan menghasilkan air liur di mulutnya, yang dapat menetralkan asam dan mencegah pengeroposan gigi di atas 40%. Selain itu juga membantu pH (derajat keasaman) mulut yang sesuai. Peningkatan produksi air liur dapat mengurangi endapan sisa makanan. Kerusakan gigi terutama disebabkan oleh banyaknya bakteri yang terakumulasi pada gigi, yang sering disebut plak (plaque) gigi. Pada plak terdapat bakteri-bakteri yang bersifat tahan terhadap asam (aciduric), yang menghasilkan senyawa yang bersifat asam (acidogenic).

Bahan-bahan yang dikandung dalam minuman seperti teh dan kopi, juga asap rokok serta makanan menyebabkan penumpukan plak dan perubahan warna gigi. Bahan spesial yang terkandung dalam permen karet seperti enzim dan bikarbonat dapat membantu mencegah pembentukan bakteri dalam plak dan mempertahankan warna putih gigi. Apabila kita tidak rajin/buruk dalam memelihara gigi, maka sisa makanan terutama kelompok karbohidrat yang masih menempel pada gigi akan difermentasi oleh bakteri plak dan menghasilkan asam format, asetat dan laktat.

Senyawa-senyawa yang bersifat asam ini akan menurunkan pH mulut yang selanjutnya mengakibatkan demineralisasi email gigi dan pembentukan lubang gigi. Bahan pemanis xylitol, merupakan senyawa yang tidak dapat dimetabolisme oleh bakteri perusah gigi tersebut. Oleh karena itu, konsumsi xylitol akan memelihara pH mulut tetap normal. Selain itu, mengunyah permen karet yang mengandung xylitol mampu menstimulasi ekskresi/pengeluaran air liur di dalam mulut. Adanya aliran air liur juga membantu mengurangi endapan sisa makanan dan mengurangi populasi bakteri.

Terdapat laporan bahwa pengeroposan gigi pada anak-anak dapat menurun secara signifikan bila mereka dibiasakan mengunyah permen karet bebas gula. Permen karet yang memiliki efek menghangatkan (balsamic) sampai sekarang hanya dimiliki oleh tablet isap (lozenges). Kandungan mentol dan eucalyptol dalam permen karet menimbulkan efek uap balsamic, yang bila dilepaskan selama pengunyahan akan memperpanjang keefektifannya. Khasiat lainnya, dapat menyegarkan napas dengan menghaluskan dan menyegarkan mulut dan tenggorokan.


Menyehatkan Otak

Mengunyah dapat meningkatkan kinerja berbagai aktivitas yang memerlukan perhatian, konsentrasi dan kewaspadaan. Misalnya pengemudi yang mengunyah permen karet sambil menyetir memiliki respons yang lebih baik dalam berkendaraan. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang menunjukkan, dengan mengunyah permen karet sambil menyetir akan melancarkan aliran darah ke otak, dan dapat juga mengurangi rasa ngantuk. Riset menunjukkan bahwa mengunyah permen karet dapat membantu meningkatkan daya ingat. Kemampuan untuk mengingat kata-kata dapat ditingkatkan sebanyak 35% dari awal mengunyah.

Penelitian bersama University of Northumbria dan Cognitive Research Unit (Reading) di Inggris, membuktikan bahwa mengunyah permen karet berefek positif pada tugas-tugas kognitif seperti berpikir dan mengingat. Pengunyah permen karet ternyata bisa mengingat lebih banyak kata dan tampil lebih baik dalam uji ingatan. Ahli dari University of Northumbria berpatokan pada 2 teori. Pertama, bahwa mengunyah akan meningkatkan detak jantung, menyebabkan lebih banyak O2, dan nutria yang dipompa ke otak. Kedua, mengunyah akan meningkatkan produksi insulin, merangsang bagian otak yang berhubungan dengan daya ingat.

Manfaat lainnya, mengunyah akan merangsang sinyal di bagian otak tengah. Dalam hal ini kuncinya adalah gerakan ritmiknya yang berulang-ulang. Tidak ada bedanya permen karet dengan berbagai macam rasa, yang penting adalah perulangan gerakan mengunyahnya dan kandungan dari permen karet tersebut yang mendukung pemeliharaan kesehatan gigi khususnya.

Hampir di setiap penerbangan, penumpangnya selalu diberikan permen/permen karet untuk mencegah gangguan pada telinga yang diakibatkan suara dari mesin pesawat terbang.


Manfaat Bagi Kesehatan

Suatu penelitian menunjukkan bahwa mengunyah permen karet akan mengurangi ketegangan pada otot. Karena kemampuannya yang dapat membuat lebih waspada sekaligus melemaskan otot yang tegang, angkatan perang Amerika menyediakan permen karet untuk pasukannya sejak Perang Dunia I, bahkan sampai sekarang. Begitu pula setiap atlet selalu mengunyah permen karet pada saat berlatih atau saat bertanding. Hasil penelitian lain menyebutkan dengan mengunyah permen karet selama 1/2 jam setelah makan dapat meringankan gejala perubahan derajat keasaman tubuh. Asam diesophagus dapat diturunkan dan gejala panas dalam akan berkurang. Rangsangan yang diberikan oleh air liur, yang lebih bersifat basa, membantu menetralisasi asam di saluran pencernaan (esophagus).

Menurut studi yang dilakukan klinik penelitian di Roclester US, menggerakan tulang selama 1 jam dengan mengunyah permen karet dapat meningkatkan metabolisme tubuh sebanyak 20% dan membakar 11 kalori. Peneliti memperhitungkan dengan mengunyah permen karet setiap bangun pagi dapat membakar 5 kg kalori selama setahun. Tapi hati-hati, mengunyah permen karet setiap hari secara rutin dalam periode waktu yang panjang dapat membuat perut kejang dan pencernaan jadi berlebihan, yang dapat meningkatkan pembakaran dalam perut, usus, dan berisiko kanker. Permen karet yang mengandung nikotin akan melepaskan nikotin dalam jumlah sedikit ke dalam tubuh. Hal ini akan mengurangi kecanduan merokok.

Sekian banyak manfaat dari mengunyah permen karet, hanya dapat diperoleh apabila permen karetnya bebas gula atau sugar free. Sebaiknya, kita mengonsumsi permen karet yang mengandung xylitol. Mengingat begitu banyak kelebihannya bila dibandingkan dengan pemanis yang lain, walaupun di Indonesia kendala yang mungkin dihadapi adalah harga xylitol yang masih tinggi. Jadi pilihlah permen karet yang mengandung xylitol, meski harus membayar sedikit lebih mahal. Keuntungannya berlangsung panjang, yaitu mulut dan gigi tetap sehat sampai tua.

Bahkan sejumlah penelitian menyebutkan, xylitol juga mampu menghambat laju osteoporosis, mencegah sakit telinga pada anak-anak (acute otitis media) dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Nasihat lama "jangan mengunyah permen karet nanti giginya habis", dapat direformasi menjadi "kunyahlah permen karet ber-xylitol agar gigimu sehat dan kuat."***

Jumat, 01 Mei 2009

Membangun Persepsi Diri

Suatu saat, diadakan pelatihan pengembangan diri di sebuah tempat. Semua peserta dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang tertutup dan ber-AC. Hanya tersedia beberapa kisi-kisi kaca jendela di sekeliling ruangan itu, dan beberapa ventilasi udara kecil di sana-sini. Pelatihan dilakukan seharian penuh. Pagi hingga malam hari. Ada satu peraturan yang harus selalu ditaati oleh peserta. Ya, hanya satu peraturan. Yaitu tidak boleh meninggalkan tempat duduk meski apa pun yang terjadi.

Ketika tiba sesi malam, tiba-tiba lampu padam. Suasana begitu gelap gulita. Dan AC pun otomatis ikut mati. Para peserta berharap agar listrik segera hidup kembali karena udara dalam ruangan itu mulai terasa panas. Ventilasi-ventilasi kecil itu ternyata tak mampu mengalirkan banyak udara segar dari luar. Tapi ternyata pemateri terus melanjutkan materinya meski dalam kegelapan. Para peserta pelatihan mulai gaduh. Udara ruangan yang semakin memanas mulai membuat konsentrasi mereka hilang. Tapi mereka tidak berani melanggar satu-satunya peraturan pelatihan hari itu : tidak boleh meninggalkan tempat duduk meski apa pun yang terjadi !

Mereka pun mulai membayangkan, seandainya saja ada satu kisi kaca jendela di bagian ruangan itu yang terbuka, tentu mereka tidak akan menderita karena kepanasan. Tapi, tidak ada yang berani beringsut dari tempatnya. Di tengah gelapnya ruangan dan mulai panasnya udara, semua seakan pasrah untuk tetap duduk di tempatnya masing-masing.

Di tengah keputusasaan para peserta latihan, tiba-tiba, ‘Prangg !” Dari arah depan terdengar suara kaca pecah. “Saudara-saudara, saya telah memecahkan salah satu kisi kaca jendela di samping saya. Tidak kah anda semua merasakan angin segar mulai berhembus memasuki ruangan ini?” Kata pemateri sesaat setelah bunyi kaca pecah tersebut. Sontak semua bersorak, ”Iyaaaa...!”

Dalam kegelapan, para peserta mulai gembira mendengar ucapan sang pemateri tersebut. Oleh mereka, tiba-tiba saja ruangan itu terasa pelan-pelan berkurang panasnya. ”Praaang...!” Terdengar lagi suara kaca pecah. ”Ini satu lagi saya pecahkan kisi kaca jendelanya!” teriak pemateri. Para peserta semakin bersorak, oleh mereka terasa udara menjadi semakin mendingin. Seolah angin segar terasa semakin menghempas tubuh-tubuh mereka yang mulai berkeringat tadi.

Tiba-tiba, listrik kembali hidup. AC ruangan pun mulai berfungsi kembali. Ruangan yang tiba-tiba justru kembali terasa panas ketika lampu mulai hidup tadi, perlahan mulai terasa dingin. Semua mata tertuju ke arah kaca pecah, ingin melihat seberapa besar kisi jendela yang dipecah oleh sang pemateri. Semua terperanjat, ternyata tidak ada satu pun kaca pada kisi jendela tersebut yang pecah. Yang ada hanyalah pecahan-pecahan gelas yang berserakan di lantai bawah kisi jendela. Dan udara ruangan sebenarnya tetaplah panas, tidak ada yang berubah. Semua mata tertuju kepada sang pemateri yang tersenyum puas.

”Saudara-saudara, benar. Saya tadi sebenarnya tidak memecahkan salah satu pun kisi jendela itu. Saya hanya melemparkan gelas kosong ke arah dinding bawah jendela, sehingga seolah-olah suara pecahnya gelas itu adalah suara pecahnya kisi-kisi jendela. Anda semua yang karena gelap tidak melihat peristiwa sesungguhnya, dalam pikiran anda semua terbayang kaca jendela lah yang pecah sebagaimana yang saya informasikan. Begitu itu seolah nyata dalam pikiran anda, karena begitu kuatnya keinginan anda semua untuk merasakan udara segar sejak matinya AC di ruangan ini, yang mengakibatkan udara menjadi semakin panas.” Sang pemateri memberikan penjelasan.

”Saudara-saudara, kita sekarang sedang belajar yang namanya membangun persepsi diri. Ketika tadi anda membayangkan kaca jendela yang saya pecah, terbayang kuat dalam pikiran anda jendela pecah itu. Kemudian terbayang pula oleh anda semua angin yang segar mengalir deras melaluinya. Sehingga udara yang sebenarnya tetap panas, perlahan seperti mulai mendingin. Inilah tadi kita sedang belajar membangun sebuah persepsi. Bahwa persepsi kita terhadap diri kita sendiri, itu menentukan sikap dan perasaan kita. Tapi rupanya untuk membangun persepsi diri pun, kadang diperlukan faktor di luar diri kita untuk memancingnya. Jadi, lingkungan di sekitar kita pun, bisa membantu kira untuk menciptakan persepsi diri kita. Seberapa bagus anda semua mempersipkan diri anda, maka sebagus itu pulalah hasil yang akan bisa anda capai!” tambahnya.

Suasana hening. Semakin hening. Sang pemateri terheran-heran, kenapa tidak ada respon sedikit pun dari peserta. Buru-buru ia mengenakan kembali kaca matanya yang ia lepaskan semenjak mati lampu tadi. Gubrak...!!! Terhenyaklah dia, ternyata semua peserta telah terkulai di mejanya, terbuai dengan mimpinya masing-masing. Mereka semua telah kelelahan.

Jam telah menunjukkan angka 00.17.