Rabu, 24 Desember 2014

Menanti Senja Menjelang


Saat usia kita

semakin mendekati masa itu

Apa yang telah kita lakukan untuk hidup ini?

Hidup ini sungguh sangat lah pendek

Ada banyak hal yang mungkin

Telah kita lewatkan begitu saja

Mari merenung sejenak

Bersama...

Rabu, 15 Oktober 2014

Refleksi: Tidak Ada Yang Kebetulan


Siang itu, saya lagi malas untuk keluar dari ruangan kerja. Seusai sholat dhuhur di masjid lantai bawah pun, lepas dzikir saya langsung ngacir kembali ke ruangan. Maka untuk memenuhi hajat hidup para makhluk yang menghuni perut ini, saya memanfaat layanan delivery order kantin pojok kantor kami. “Pak Dar, nyuwun tulung saya dibuatkan nasi goreng telor dadar plus segelas teh nasgitel nggih.” SMS saya. Dan seperti biasanya, SMS jawaban di layar HP cuma muncul satu huruf: “Y”. Cekak aos. Lugas.

Tunggu punya tunggu, saat gelombang demonstransi para penghuni perut makin ricuh, ternyata pesanan tak juga kunjung datang. Kantin Pak Dar memang tidak mengenal system komputerisasi atau system indent yang terjaga, sehingga boleh jadi pesanan saya tadi di overlap oleh pesanan berikutnya. Sehingga lepaslah dari radar pantauan divisi dapur ketika mereka akan mengeksekusi pesanan pelanggan. Mau menanyakan langsung kok rasanya seperti kurang sopan, alhasil hingga jam pulang, pesanan dengan sukses tidak pernah datang.

Rencang Kula Sampun Rumiyin


Kiosnya sederhana. Tidak lebih dari dua kali tiga meter ukurannya. Dindingnya pun terbuat dari anyaman bambu. Letaknya di sebuah sudut jalan masuk di pinggiran jalan lingkar (ring road) di utara yogya. Di pojok depan kios, tertata rak botol-botol bensin ukuran satu literan. Di kiosnya tersebut dijajakan berbagai macam makanan kecil, dan kebutuhan rumah tangga seperti sabun, odol, sandal, kecap dan sejenisnya. Tampak dua atau tiga kandang burung yang tergantung di depan kios.

“Buat mengisi waktu, mas” jawabnya ketika saya bertanya tentang kesibukannya merawat burung jalak, yang kandangnya bergantung-gantung di depan kios tersebut. “Anak saya tiga. Yang sulung kuliah semester lima. Adiknya masuk tahun ini. Dan yang ragil masih SMP.” Tanpa saya minta ia menceritakan anak-anaknya. Sembari menuangkan tiga botol bensin ke dalam revo saya, kendaraan yang setia mengantar jemput selama ini.

Rabu, 08 Oktober 2014

Bagai Pesawat Auto Pilot


Alkisah, di sebuah daerah yang rakyatnya gemah ripah loh jinawi, teradapatlah satu maskapai penerbangan dengan nama Al Khoiru Airlines, melayani rute penerbangan dengan jelajah tak berbatas. Negeri yang menjadi tujuannya pun jauh di mata, tidak selesai hanya dengan durasi penerbangan satu generasi. Negeri Akherat.

Maskapai Al Khoiru Airlines mempunyai berbagai pesawat yang siap membawa penumpangnya menjelajah waktu. Salahnya satunya pesawat dengan spesifikasi semacam boeing 737, yang mampu membawa banyak penumpang di perutnya. Pesawat dengan kode penerbangan KU-RW11 ini ketika awal beroperasi, menetapkan adanya pergantian pilot tiap 2 etape perjalanan.

Selama 7 etape yang ditempuh, maskapai dengan kode penerbangan KU-RW11 ini telah memwisuda 3 pasang pilot dan copilotnya. Pada masing-masing periode penugasan pilot-copilot tersebut, selalu terjadi pasang surut kendali pesawat. Selalu ada faktor turbulensi yang krusial yang mempengaruhi kestabilan penerbangan. Dan faktanya, di tiap etape selalu dijumpai factor-faktor itu.

Kamis, 02 Oktober 2014

Keluarga: Hati-hati Jebakan Ilusi


"Lihat tuh Pak, tetangga sebelah sana itu. Suaminya rajin nemenin istrinya ke pasar."
"Istri temenku itu lho Dik, dikasih uang sekian cukup untuk sebulan."
"Suami temanku Mas, memberikan semua kartu banknya pada istri lho."
"Mbok ya sesekali seperti ibu itu, pandai berdandan."

Pernah mendengar kalimat itu? Atau, bahkan pernah merasakan hal yang serupa? Yap. Ketidakpuasan akan pasangan hal yang wajar dan mungkin sering terjadi. Karena pernikahan adalah berkumpulnya dua manusia yang berbeda latar belakang dan kebiasaan. Oleh karenanya, pasti banyak gesekan.

Gesekan biasanya timbul dari rasa tidak puas dan menuntut pasangan sesuai konsep ideal yang ada dalam pikiran. Dalam kondisi seperti ini, mata menjadi lebih nyalang melihat sekitar. Tertangkaplah sosok-sosok yang ndilalah, nampak sangat sempurna. Jauh dibanding pendamping saat ini. Damn!

Jumat, 19 September 2014

Kenangan: Dolanan Tradisional

Masih ingat dengan aneka dolanan di samping? Kalau anda ingat, berarti bisa ditebak anda terlahir pada generasi tahun berapa an. Ini adalah dolanan dan mainan anak-anak di era sampai tahun 80 an. Setelah itu? Boleh dibilang lenyap.

Saya masih ingat untuk mainan nomor 1. Itu adalah mainan senapan anak-anak yang bahannya terbuat dari batang bambu yang masih kecil. Dulu di halaman rumah kami masih sangat mudah dijumpai pohon bambu. Menjuntai-juntai, yang jika malam tiba, daun-daun yang ditiup angin menimbulkan bunyi yang riuh.

Ambil satu ruas yang kira-kira diameter lubangnya setengah centimeter. Panjang cukup sekitar 20cm. Lalu buatlah batang untuk pendorong pelurunya dari bilah bambu yang dihaluskan. Sepanjang "laras" senapan dikurangi 2cm an, dengan dilebihkan sedikit sebagai pegangan.

Kamis, 18 September 2014

Travelling : Masa Pendidikan Dasar dan Menengah (1)

Saya bukan tipe orang yang suka travelling. Jika ada kuesioner atau test kepribadian, hampir pasti saya akan menuliskan atau memilih pekerjaan yang berada di dalam ruangan, bukan kerja-kerja yang menuntut kita banyak di lapangan.

Namun tidak semua pilihan kita selalu sejalan dengan fakta pekerjaan kita. Ada pos-pos yang terkadang kita 'dipaksa' di sana dan konsekuensinya kita harus banyak melakukan perjalanan dan pekerjaan-pekerjaan luar ruangan, yang jelas-jelas bukan jiwa kita.

Saya terlahir di sebuah kota kecil di Jawa Tengah: Klaten. Desa tempat kelahiran saya bahkan masih 15 kilometer lagi dari pusat kota, desa yang berada di antara-antara bukit-bukit yang menggersang jika musim kemarau.

Pernikahan adalah Perjalanan Melangkah ke Depan

Sahabat...
Secara berkala kita memang harus selalu menyediakan waktu
untuk berhenti dan menepi sejenak dari riak-riak kesibukan dan rutinitas kita
Sejenak saja
Untuk melihat jejak-jejak langkah yang telah kita lewati.

Pernikahan adalah perjalanan melangkah ke depan
Dulu saat kita akan menikah
kita mempunyai bayang-bayang yang ideal tentang calon pasangan kita
Yang kita bentuk adalah sosok yang sempurna
Maka setelah engkau menikah, lupakan itu semua.

Kini saatnya meniti langkah-langkah ke depan bersamanya
Yang kita perlukan adalah penyesuaian-penyesuaian dengan dan tentang nya
Jangan engkau kira ia pun dulu tak mempunyai sosok ideal pasangan 
yang menjadi harapannya
Ia pun seperti mu

Selasa, 12 Agustus 2014

Fraud Dalam Keluarga

Temans, Bang Napi dulu sering menyampaikan dan mengingatkan kita dalam reportasenya bahwa kejahatan itu ada karena adanya niat dan kesempatan. Dalam pengetahuan saya yang dangkal ini, apa yang kita kenal dengan nama fraud (penipuan, penggelapan, kecurangan) adalah merpuakan bagian lain dari bentuk-bentuk kejahatan.

Kejahatan bisa terjadi dimana-mana, dengan berbagai bentuk dan ragamnya. Bahkan dalam keluarga, orang tua bisa menjahati anak, anak jahat kepada orang tuanya, dan tidak sedikit suami menjahati istrinya atau pun sebaliknya. Kita berbincang tentang fraud sejenak ya, agar seperti kata Bang Broery Pesolima dulu : 'Jangan sampai ada fraud di antara kita'

Jumat, 06 Juni 2014

Jalan-Jalan ke Bantimurung, Maros

Sabtu, 31 Mei 2014 kemarin saya beserta istri dan ragil saya, berkesempatan untuk berjalan-jalan ke Taman Nasional Bantimurung, Maros, Sulawesi Selatan. Tujuan utama adalah mengantarkan kepindahan tugas belahan hati saya, dari Makassar ke Palu. Momen tersebut kami manfaatkan sekalian untuk menikmati wisata di area sekitar Makassar.

Berbekal sepeda motor yamaha mio, pinjaman dari teman istri saya, kami bertiga 'berpetualangan' dari makassar menuju bantimurung, daerah yang sama sekali kami belum pernah ke sana. Tentu saya terlebih dahulu telah mensurveynya melalui aplikasi google map di android. Andalan saya jika hendak mencari suatu daerah atau lokasi.

Jumat, 02 Mei 2014

Kena Saraf Kejepit, Begini Cara Pengobatannya

Merry Wahyuningsih - detikHealth


Jakarta, Sering bekerja duduk, membungkuk, dan mengangkat beban berat bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami saraf terjepit. Jangan dibiarkan, karena bila telanjur parah saraf terjepit bisa menyebabkan kelumpuhan. Lalu bagaimana pengobatannya?

Saraf kejepit dalam ilmu kedokteran dikenal dengan istilah Hernia Nucleus Pulposus (HNP). Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah suatu kondisi di mana bantalan tulang belakang mengalami robekan cincin annulus fibrosus yang mengakibatkan nucleus pulposus (bagian tengah bantalan) menonjol keluar.

dr Muki Partono, SpOT menjelaskan HNP secara umum disebabkan oleh hukum wear and tear. Risiko penyakit ini meningkat pada orang-orang dengan aktivitas banyak duduk, membungkuk, dan mengangkat beban berat. Seseorang dengan posisi tidur miring ke kanan atau ke kiri juga akan mengalami tekanan meningkat tiga kali lipat. Selain itu, ada juga faktor genetik seperti seseorang yang mengalami kekurangan protein prostaglandin.