Jumat, 19 September 2014

Kenangan: Dolanan Tradisional

Masih ingat dengan aneka dolanan di samping? Kalau anda ingat, berarti bisa ditebak anda terlahir pada generasi tahun berapa an. Ini adalah dolanan dan mainan anak-anak di era sampai tahun 80 an. Setelah itu? Boleh dibilang lenyap.

Saya masih ingat untuk mainan nomor 1. Itu adalah mainan senapan anak-anak yang bahannya terbuat dari batang bambu yang masih kecil. Dulu di halaman rumah kami masih sangat mudah dijumpai pohon bambu. Menjuntai-juntai, yang jika malam tiba, daun-daun yang ditiup angin menimbulkan bunyi yang riuh.

Ambil satu ruas yang kira-kira diameter lubangnya setengah centimeter. Panjang cukup sekitar 20cm. Lalu buatlah batang untuk pendorong pelurunya dari bilah bambu yang dihaluskan. Sepanjang "laras" senapan dikurangi 2cm an, dengan dilebihkan sedikit sebagai pegangan.

Kamis, 18 September 2014

Travelling : Masa Pendidikan Dasar dan Menengah (1)

Saya bukan tipe orang yang suka travelling. Jika ada kuesioner atau test kepribadian, hampir pasti saya akan menuliskan atau memilih pekerjaan yang berada di dalam ruangan, bukan kerja-kerja yang menuntut kita banyak di lapangan.

Namun tidak semua pilihan kita selalu sejalan dengan fakta pekerjaan kita. Ada pos-pos yang terkadang kita 'dipaksa' di sana dan konsekuensinya kita harus banyak melakukan perjalanan dan pekerjaan-pekerjaan luar ruangan, yang jelas-jelas bukan jiwa kita.

Saya terlahir di sebuah kota kecil di Jawa Tengah: Klaten. Desa tempat kelahiran saya bahkan masih 15 kilometer lagi dari pusat kota, desa yang berada di antara-antara bukit-bukit yang menggersang jika musim kemarau.

Pernikahan adalah Perjalanan Melangkah ke Depan

Sahabat...
Secara berkala kita memang harus selalu menyediakan waktu
untuk berhenti dan menepi sejenak dari riak-riak kesibukan dan rutinitas kita
Sejenak saja
Untuk melihat jejak-jejak langkah yang telah kita lewati.

Pernikahan adalah perjalanan melangkah ke depan
Dulu saat kita akan menikah
kita mempunyai bayang-bayang yang ideal tentang calon pasangan kita
Yang kita bentuk adalah sosok yang sempurna
Maka setelah engkau menikah, lupakan itu semua.

Kini saatnya meniti langkah-langkah ke depan bersamanya
Yang kita perlukan adalah penyesuaian-penyesuaian dengan dan tentang nya
Jangan engkau kira ia pun dulu tak mempunyai sosok ideal pasangan 
yang menjadi harapannya
Ia pun seperti mu