Selasa, 02 Agustus 2011

Belajar Taqwa di Bulan Ramadan

Belajar Taqwa di Bulan Ramadan

Allah berfirman : “Yaa ayyuhalladziina aamanu kutiba ‘alaikumush-shiyaamu kamaa kutiba ‘alalladziina min qablikum la’alakum tattaquun.” Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS Al Baqarah : 183)

Nabi bersabda : “Ittaqillaha haitsu maa kunta wa’atbi’is-sayyiatal hasanata tamkhuha wa kholiqinnasi bi khuluqin hasan.” Artinya : Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya (perbuatan baik) akan menghapusnya (perbuatan buruk). Dan berperilakulah terhadap sesama manusia dengan akhlak yang baik. (HR. Ahmad dan at Tirmidzi)

Tujuan dari puasa ramadan sebagaimana tersebut dalam QS Al Baqarah : 183 di atas adalah la’alakum tattaquun yaitu agar kalian bertakwa. Untuk memahami makna dari kata taqwa, ada riwayat dialog antara umar bin khatab dengan sahabat Ubay. Umar bin khatab bertanya. “Wahai Ubay, apa menurutmu taqwa itu?” Ubay menjawab dengan memberikan pertanyaan pada Umar. “Apa yang Anda akan lakukan bila dalam perjalanan Anda banyak menemukan duri yang menghalangi perjalanan.” Umar dengan bijaksana menjawab pertanyaan Ubay. “Saya akan berjalan dengan berhati-hati supaya tidak terkena duri.” Ubay menanggapi jawaban dari umar. “Itulah yang dinamakan taqwa, berhati-hati”.

Dari penggalan kisah tadi bisa kita ambil bahwa taqwa itu berhati-hati dalam melangkah supaya hidup kita selamat dan terhindar dari duri yang bisa mencelakakan kita. Karena Allah sendiri sudah berfirman bahwa sebaik-baik bekal dalam mengarungi kehidupan ini adalah takwa. Lalu, mari kita perhatikan hadits di atas, “Ittaqillaha haitsu maa kunta wa’atbi’is-sayyiatal hasanata tamkhuha wa kholiqinnasi bi khuluqin hasan.”

Ini adalah wasiat Nabi ketika beliau mengantar seorang sahabat ketika hendak berangkat ke suatu tempat. Nabi tidak membekali berupa materi secara khusus, tapi beliau memwasiatkan beberapa pesan dalam kalimat tersebut, hal-hal yang selayaknya kita lakukan dimana pun kita berada. (apalagi dalam konteks pegawai seperti depkeu yang sering mutasi dari tempat satu ke tempat lain). Agar dalam perjalanan kita dimanapun kita berada mendapatkan kebaikan, maka hal-hal yang harus kita lakukan sesuai wasiat nabi di atas adalah :

1. Ittaqillaha haitsu maa kunta. Bertakwalah dimana pun engkau berada. Maka seperti uraian di atas tadi bahwa takwa itu bermakna kehati-hatian, dengan takwa itulah Allah akan menjaga kita, menunjuki langkah-langkah kita dan menyelamatkan kita dari segala macam rintangan dan godaan.

2. wa’atbi’is-sayyiatal hasanata tamkhuha. Iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya (perbuatan baik) akan menghapusnya (perbuatan buruk). Manusia adalah makhluk tempat berbuat salah. Maka sebagai bentuk ikhtiar kita agar kefitrahan (kesucian) kita senantiasa terjata, maka setiap kita sadar berbuat kesalahan, maka iringilah dengan perbuatan baik agar kesalahan tadi terhapus.

3. wa kholiqinnasi bi khuluqin hasan. Dan berperilakulah terhadap sesama manusia dengan akhlak yang baik. Dalam interaksi dengan berbagai teman dan kolega, tentu akan menimbulkan gesekan. Kita akan bertemu dengan berbagai tipe manusia. Maka hal yang perlu kita lakukan adalah, bergaul dengan mereka dengan akhlak yang baik.

Itulah 3 wasiat yang nabi titipkan kepada kita, agar kita selamat dalam pergaulan sesama manusia, dimanapun kita berada. Teruslah bertakwa (berhati-hati) dimanapun kita berada, ikuti perbuatan buruk dengan perbuatan baik, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik. Insya Allah kita akan diselamatkan dunia dan akhirat. Aamiin.

Jumat, 29/07/2011 @Gedung Utama Lt 19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar