Senin, 19 Januari 2009

Muslim Terbaik

Oleh : Ust. Abdurrahman, Lc


عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

Dari Abdullah bin Umar, Nabi Muhammad bersabda; "Orang Islam itu adalah orang yang orang-orang Islam lainnya selamat dari lidah dan tangannya; dan orang yang berhijrah (muhajir) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah".(HR.Bukhari, 1/69)

Rawi Hadits;

Abdullah bin Umar bin Khattab bin Nufail, al-Qurasiy, Ibunya bernama Zainab binti Mathun.

Sudah menjadi kebiasan sehari-hari Ibnu Umar mengenakan kain hingga setengah betisnya dan imamahnya dilebihkannya sedikit hingga di atas pundaknya, cari tangannya dihiasi dengan sebuah cincin yang bertuliskan "Abdullah bin Umar".

Peperangan pertama kali yang diikuti oleh Ibnu Umar bersama Rasulullah adalah Khandak. Beliau juga sempat pergi berperang ke Kota Syam, Irak, Basrah serta Persia.

Ibadah, merupakan hiasan yang selalu dikenakan oleh Ibnu Umar dalam hidup kesehariannya. Seumur hidupnya tidak pernah meninggalkan sholat berjama'ah terutama sholat Isya dan bila tertinggal sholat Isya berjmaáh maka dia menggantinya dengan sholat sepanjang malam. Sholat Tahajjud tidak pernah ditinggalkan sejak Rasul mengatakan; "Sebaik-baik orang Islam adalah Abdullah bila dia selalu mendirikan sholat malam". Beliau tidak pernah berpuasa saat berpergian tetapi hampir setiap harinya berpuasa jika dalam keadaan mukim atau menetap.

Bersedakah menjadi hobinya, disebutkan dalam sejarah; beliau telah membebaskan budak lebih dari seribu orang.

Kecintaannya kepada Nabi Muhammad membuat para ulama tercengang, berkata Nafi': "Seandainya engkau melihat bagaimana Ibnu Umar dalam mengikuti jejak langkah Rasulullah engkau akan katakan kepadanya 'orang ini sudah gila'. Muhammad al-Umariy mengatakan; Tidak disebutkan nama Nabi Muhammad di hadapan Ibnu Umar kecuali beliau mengeluarkan air mata".

Ibnu Umar merupakan salah seorang sahabat Rasul yang sangat berhati-hati dalam meriwayatkan hadits-hadits dari Nabi Muhammad, berkata As-Sya'bi; Aku pernah duduk bersama Ibnu Umar selama satu tahun, dalam masa itu akan tidak mendengar dari beliau kecuali satu hadits. Muhammad al-Baqir mengatakan; Apabila Ibnu Umar mendengar hadits dari Rasul beliau tidak menambah atau mengurangi satu huruf-pun, sungguh tidak ada orang yang serupa Ibnu Umar.

Abdullah bin Umar wafat di Kota Mekkah tahun tujuh puluh empat Hijriah dalam usia delapan puluh empat tahun. Hadits yang sempat tercatat dari beliau sebanyak seribu enam ratus tiga puluh buah.

Makna Kalimat Hadits;
• Al-Muslim; Imam Ibnu Hajar mengatakan; Kata-kata al-Muslim (yang menggunakan al-Ma'rifah) dalam hadits ini menunjukkan arti 'sempurna', jadi makna hadits; Orang Muslim yang sempurna keislamannya itu.... (al-fath, 1/69)

• Man Salima al-Muslimun..; Dalam hadits ini hanya disebutkan 'Bagaimana seorang Muslim menjaga hubungan baik dengan sesama Muslim' dan tidak disinggung tentang hubungannya dengan Allah. Para ulama mengatakan; Seakan-akan Rasul mengatakan; Bila seorang Muslim diharuskan menjaga hubungan baiknya dengan sesama mereka lalu bagaimana dengan Allah, tentunya harus lebih dijaga dan diperhatikan !.

• Al-Muslimun; Bukan berarti kita diperintahkan untuk bersikap tidak baik terhadap orang non Islam, tetapi disebutkan kata-kata itu untuk memberi penekanan agar mendapat perhatian lebih. Al-Muslimun artinya orang Muslim laki-laki tetapi masuk kedalamnya wanita Muslimah.

• Lisan dan al-yad; Artinya lidah dan tangandisebutkan kedua anggota tubuh ini karena sebagian besar perbuatan manusia itu dilakukan , oleh keduanya. Terutama lisan, dia dapat melakukan sesuatu berkenaan dengan yang telah lalu, saat ini atau yang akan datang. Kata Lisan lebih luas maknanya dibanding dengan al-Qaulu (perkataan), karena dengan lisan masuk juga ke dalam maknanya; mengejek dengan lidah atau isyarat lainnya.

• Al-Muhajir; Orang yang berpindah, al-Muhajir mengandung pindah secara dhahir (berpindah dari tempat yang tidak baik ke tempat yang baik) dan bathin (berpindah dari hamba yang mengikuti syahwat menjadi hamba yang menguasai syahwat). Imam Bukhari menyubutkan hadits ini, seakan-akan beliau hendak mengingatkan kepada kaum Muslimin bahwa, masalah Hijrah itu hanya sejarah dan telah berlalu sebagai kenangan sejarah, tetapi Hijrah itu harus selalu ada pada diri setiap Kaum Muslimin.

Hikmah Hadits;

Banyak sekali hikmah yang dapat kita petik dari hadits Rasulullah ini, diantaranya;

• Rasulullah menghendaki agar seluruh umatnya mencapai derajat yang tinggi dan sempurna terutama dalam urusan akheratnya. Janganlah kita merasa puas hanya menjadi seorang Muslim tetapi harus selalu berusaha bagaimana cara untuk menjadi orang Muslim yang sempurna.

Dalam kitab Shahih Bukhari disebutkan;

عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

Dari Abu Musa berkata, "Mereka (para sahabat) bertanya, Wahai Rasulullah, Islam manakah yang lebih utama?' Beliau menjawab, 'Orang yang orang-orang Islam lainnya selamat dari lidah dan tangannya". Shahih Bukhari, 1/70, Bab Ayyu Islam Afdhal.

• Orang Muslim yang paling tinggi dan mulia adalah mereka yang selalu dapat memberikan rasa aman kepada saudaranya baik dengan lisan atau tangannya, dan juga selalu berusaha menggunakan tangan dan lisannya untuk menyelamatkan atau menolong saudaranya. Al-Imam Khattabi mengatakan; Muslim itu mendapatkan kemuliaan tersebut bila dia juga memperhatikan kewajibannya terhadap Allah.

• Seorang Muslim setiap waktu dituntut untuk selalu mengadakan perubahan dalam dirinya, hari ini harus lebih baik dari kemaren dan esok harus lebih baik daripada hari ini. Tahun ini harus lebih baik dari tahun kemaren.

Kajian Hadist : Kamis, 15 Januari 2009
Kanwil DJP Jakarta Utara
Menara Jamsostek

masker

Tidak ada komentar:

Posting Komentar