Kamis, 25 Juni 2020

Cerita Haji 2018: Ali, Sahabat Haji dari Pakistan






[22:46, 6/22/2020] Ali Pakistan: Assalamu Alekum dear

Di saat musim haji, hari jumat menjadi salah satu hari yang heroik. Istimewa. Apalagi ketika hari jumat yang mendekati prosesi armina, ketika bis-bis yang disediakan pemerintah untuk menjadi angkutan antar jemput jamaah haji yang jarak penginapan di atas 1,5 KM, mulai dihentikan. Jamaah haji yang ingin tetap sholat jumat ke masjidil haram, harus menempuhnya dengan berjalan kaki. Pulang pergi. Berangkat sepagi mungkin, biasanya jam 08.00 paling tidak harus sudah berangkat, pulang di saat terik mentari begitu mempesona. Sangat istimewa.

Saya termasuk yang selalu berusaha untuk tidak kehilangan momen-momen istimewa tersebut, yang barangkali sulit untuk bisa terulang kembali dalam episode hidup ini. Berangkat sepagi mungkin agar mendapat tempat di dalam area masjid. Bertahan sekuat mungkin untuk duduk dan menjaga wudhu sedari pukul 09.00 sampai paling tidak pukul 13.00. Biasanya para jamaah haji mengisi waktu sepanjang itu dengan membaca al qur’an. Sesekali kami berkenalan dan berbincang dengan jamaah haji di kanan kiri kami. Yang seringnya mereka tidak setanah air.


[22:57, 6/22/2020] Sukeri Masker: Wa'alaikumussalam wrwb.. my old brother
[22:57, 6/22/2020] Sukeri Masker: How are you, sir?

Saya masih ingat, waktu itu saya ingin merasakan sholat jumat dari area thowaf di lantai 3 kalau tidak salah. Seperti bisa saya dan istri berangkat lebih awal. Kemudian kami mencari tempat yang bisa saling sedekat mungkin, agar saat selesai sholat jumat tidak terlalu sulit untuk saling bertemu kembali. Beruntung kita hidup di era gadget seolah menjadi salah perangkat wajib yang menyertai setiap aktifitas kita. Sehingga saat-saat seperti itu, barang tersebut menjadi salah satu wasilah yang memudahkan kita untuk bisa saling menemukan.

Di sebelah saya, duduk seseorang dengan perawakan tubuh besar. Memakai jubah berwarna putih. Dengan janggut lebat dan lengkap dengan kopiah putihnya. Tetiba orang tersebut mengulurkan tangan dan menyapa terlebih dahulu, “Assalamu’alaikum. Are you Indonesia?” sambil mengulurkan tangannya. “Yes!” jawab saya singkat sambil tersenyum dan menyambut uluran tangannya. “I’m Pakistan, my name Ali” ucapnya tanpa saya tanya. Setelah saling bertanya tentang background masing-masing, kemudian kami banyak berbincang tentang islam di Indonesia dan Pakistan.

[23:01, 6/22/2020] Sukeri Masker: the Indonesian government has canceled the pilgrimage departure this year. how about pakistan sir?
[23:02, 6/22/2020] Sukeri Masker: whether Pakistan is also crowded by the Covid Pandemic 19?
[23:03, 6/22/2020] Sukeri Masker: May Allah always protect you, my brother and family

Kami kemudian saling bertukar nomor telepon. Sejak saat itu, selepas musim haji berlalu, saat kami telah kembali ke Negara masing-masing, beliau sering sesekali tiba-tiba mengirim kabar via whatsap. Dia seorang doktor. Bekerja di sebuah perusahaan yang cukup ternama di Pakistan. Sayang saya lupa menanyakan nama perusahaannya. Mungkin dikarenakan waktu itu saya terlalu fokus menjelaskan tentang pekerjaan saya, dalam bahasa inggris yang belepotan. Tanpa grammar. Dengan spelling yang ala kadarnya pula. Prinsipnya yang penting nyambung. Hihi..

[23:04, 6/22/2020] Ali Pakistan: Yes brother, we r also suffering Covid-19
[23:04, 6/22/2020] Ali Pakistan: Haj has been cancelled by Saudi govt
[23:05, 6/22/2020] Ali Pakistan: Only local of Saudi Arab will perform haj
[23:06, 6/22/2020] Ali Pakistan: Thanks to God who gave us opportunity for Haj 2018

Tadi malam dari negeri yang berbeda waktu 2 jam lebih lambat dari Indonesia, tiba-tiba beliau kembali mengontak saya via whatsap. Berita tentang Saudi yang telah memutuskan pelaksanaan haji dibuka hanya terbatas pada orang-orang yang telah berada di wilayah Saudi sejak pandemi covid 19 ini terjadi, rupanya mengingatkan beliau tentang memori haji tahun 2018. Tentang semua sahabat-sahabatnya selama musim haji 2018. Beruntung, termasuk saya yang diingatnya, Sejatinya saya belum mengetahui tantang berita itu. Bahkan hingga tadi malam.

[23:06, 6/22/2020] Sukeri Masker: ooh ... there has been an official announcement from Saudi govt?
[23:06, 6/22/2020] Sukeri Masker: Alhamdulillah wa syukrulillah
[23:06, 6/22/2020] Ali Pakistan: Yes, I read in newspapers
[23:08, 6/22/2020] Sukeri Masker: Many of our brothers are preparing to leave for the Hajj, but God has not been permitted to leave this year

Apapun dan bagaimanapun, ibadah haji selalu membawa beribu cerita bagi yang melaksanakannya. Tinggal di Mekkah -  Madinah setidaknya 40 hari (untuk ibadah haji regular) memberikan pengalaman dan kenangan yang tak akan pernah dilupakan sepanjang hayat seseorang. Rangkaian persiapan dan prosesi ibadah yang panjang membutuhkan stamina dan kesungguhan niat yang kuat. Terlebih perbedaan alam, cuaca dan suhu yang sangat ekstrim dibandingkan dengan di tanah air. Belum lagi masalah cita rasa makanan yang sering menjadi kendala jamaah haji.

Tak jarang, ketika kami tengah melakukan prosesi ibadah seperti sa’I, atau lempar jumroh, tetiba ada jamaah dari Negara lain mendekat dan setengah berbisik bertanya: “Indonesia?” Cukup dengan jawaban berupa anggukan dan senyum, mereka akan mengacungkan jempol dan juga tersenyum. “how many Indonesian pilgrims?” / “more than 2 hundred thousand.” / ”wooww’ mata mereka biasanya kemudian membelalak sambil berlalu dan say hello. Saya merasa, jamaah haji Indonesia memang istimewa, setidaknya itu yang sering saya jumpai berdasar respon yang ada.

[23:10, 6/22/2020] Ali Pakistan: Inshallah,  I will retire from service next year and planning for hajj after that
[23:14, 6/22/2020] Sukeri Masker: Ooh ..barakallahu fik. I'm still retiring for a long time. Pakistan No restrictions on Hajj departure? Indonesia can only leave for the pilgrimage again after 10 years. Except umrah
[23:17, 6/22/2020] Sukeri Masker: So, I can register for the pilgrimage again after 2028. even then the waiting list is more than 20 years
[23:17, 6/22/2020] Ali Pakistan: We can go for haj after 5 years in govt  scheme but no restriction on private scheme

Walau terkadang, karena postur dan fisik jamaah haji Indonesia yang rata-rata kecil, sering menjadi ‘bulan-bulanan’ saat harus berebut tempat. Apalagi ketika terlihat ada jamaah haji yang sudah sepuh, tampak sendiri, kurang menguasai medan, bisa menjadi sasaran tindak kejahatan. Hal itu pernah terjadi saat kami masih di Madinah. Salah satu saudara kami yang satu rombongan dari tanah air, ketika hendak berangkat ke masjid nabawi sendirian, tiba-tiba didekati serombongan orang dan tanpa ia sadari kemudian, semua bekal uang yang ia bawa diserahkan ke orang-orang tadi.

Hal seperti itulah yang kemudian membuat saya menjadi selalu berusaha untuk waspada di setiap waktu dan keadaan. Pernah suatu saat, istri mengutarakan keinginannya dan mengajak berjalan-jalan di perkampungan sekitar penginapan kami, di kawasan misfalah. Ia ingin melihat dari dekat seperti apa suasana perumahan dan perkampungan penduduk Mekkah sebenarnya. Mumpung tinggal di Mekkah, kapan lagi kita bisa mendapatkan kesempatan seperti lagi. Begitu argumennya. Namun, dengan tegas keinginannya itu saya tolak. Pengalaman yang ada membuat saya harus berhati-hati.

[23:19, 6/22/2020] Ali Pakistan: When u will plan for umra , plz inform me and I will also manage it in same period
[23:20, 6/22/2020] Sukeri Masker: Yes. Inshallah..
[23:20, 6/22/2020] Ali Pakistan: Inshallah
[23:22, 6/22/2020] Sukeri Masker: We have planned Umrah maybe around the year 2022 or 2023
[23:23, 6/22/2020] Sukeri Masker: we will inform to you, inshallah
[23:43, 6/22/2020] Ali Pakistan: Ok g, that's good. I will accompany u

Tak terasa, dua tahun sudah berlalu. Segala pernik yang dulu terasa berat dan membutuhkan perjuangan untuk melakukannya, sekarang menjadi sesuatu yang dirindu. Tiap pagi, pukul 2 dinihari kami sudah terbiasa terbangun. Segera bergegas dengan segala perbekalan di tas pinggang, menunggu bis dan bergegas ke baitullah yang berjarak hamper 2 KM menjadi rutinitas kami. Jalan kaki bagi kami sudah menjadi menu wajib harian. Bertahan di masjid dari subuh hingga waktu dhuha dilakukan tiap hari. Semua pernak-pernik tersebut kini menjadi sesuatu yang dirindu.

Selalu ada keinginan untuk bisa kembali berziarah kesana. Hampir pasti, yang pernah berkunjung kesana baik melalui ibadah haji atau pun umrah, pasti akan selalu muncul keinginan untuk mengulang berziarah kesana. Demikian juga dengan kami semua. Semoga kami bisa kembali berziarah ke dua tanah suci, Mekkah al mukaramah dan Madinah al munawarh. Bersujud di baitullah dan mengunjungi makam Baginda Rasulullah Muhammad swa. Setidaknya melalui ibadah umrah, suatu saat nanti. Semoga Allah memudahkan keinginan kami untuk terlaksana. Aamiin

Masker, 25June2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar