[22:46, 6/22/2020] Ali Pakistan: Assalamu Alekum dear
Di saat musim haji, hari jumat menjadi salah satu
hari yang heroik. Istimewa. Apalagi ketika hari jumat yang mendekati prosesi
armina, ketika bis-bis yang disediakan pemerintah untuk menjadi angkutan antar
jemput jamaah haji yang jarak penginapan di atas 1,5 KM, mulai dihentikan.
Jamaah haji yang ingin tetap sholat jumat ke masjidil haram, harus menempuhnya
dengan berjalan kaki. Pulang pergi. Berangkat sepagi mungkin, biasanya jam
08.00 paling tidak harus sudah berangkat, pulang di saat terik mentari begitu
mempesona. Sangat istimewa.
Saya termasuk yang selalu berusaha untuk tidak
kehilangan momen-momen istimewa tersebut, yang barangkali sulit untuk bisa
terulang kembali dalam episode hidup ini. Berangkat sepagi mungkin agar
mendapat tempat di dalam area masjid. Bertahan sekuat mungkin untuk duduk dan
menjaga wudhu sedari pukul 09.00 sampai paling tidak pukul 13.00. Biasanya para
jamaah haji mengisi waktu sepanjang itu dengan membaca al qur’an. Sesekali kami
berkenalan dan berbincang dengan jamaah haji di kanan kiri kami. Yang seringnya
mereka tidak setanah air.
[22:57,
6/22/2020] Sukeri Masker: Wa'alaikumussalam wrwb.. my old brother
[22:57,
6/22/2020] Sukeri Masker: How are you, sir?
Saya masih ingat, waktu itu saya ingin merasakan
sholat jumat dari area thowaf di lantai 3 kalau tidak salah. Seperti bisa saya
dan istri berangkat lebih awal. Kemudian kami mencari tempat yang bisa saling
sedekat mungkin, agar saat selesai sholat jumat tidak terlalu sulit untuk
saling bertemu kembali. Beruntung kita hidup di era gadget seolah menjadi salah
perangkat wajib yang menyertai setiap aktifitas kita. Sehingga saat-saat
seperti itu, barang tersebut menjadi salah satu wasilah yang memudahkan kita
untuk bisa saling menemukan.
Di sebelah saya, duduk seseorang dengan perawakan
tubuh besar. Memakai jubah berwarna putih. Dengan janggut lebat dan lengkap
dengan kopiah putihnya. Tetiba orang tersebut mengulurkan tangan dan menyapa
terlebih dahulu, “Assalamu’alaikum. Are you Indonesia?” sambil mengulurkan
tangannya. “Yes!” jawab saya singkat sambil tersenyum dan menyambut uluran
tangannya. “I’m Pakistan, my name Ali” ucapnya tanpa saya tanya. Setelah saling
bertanya tentang background masing-masing, kemudian kami banyak berbincang
tentang islam di Indonesia dan Pakistan.
[23:01,
6/22/2020] Sukeri Masker: the Indonesian government has canceled the pilgrimage
departure this year. how about pakistan sir?
[23:02,
6/22/2020] Sukeri Masker: whether Pakistan is also crowded by the Covid
Pandemic 19?
[23:03,
6/22/2020] Sukeri Masker: May Allah always protect you, my brother and family
Kami kemudian saling bertukar nomor telepon. Sejak
saat itu, selepas musim haji berlalu, saat kami telah kembali ke Negara masing-masing,
beliau sering sesekali tiba-tiba mengirim kabar via whatsap. Dia seorang
doktor. Bekerja di sebuah perusahaan yang cukup ternama di Pakistan. Sayang
saya lupa menanyakan nama perusahaannya. Mungkin dikarenakan waktu itu saya
terlalu fokus menjelaskan tentang pekerjaan saya, dalam bahasa inggris yang
belepotan. Tanpa grammar. Dengan spelling yang ala kadarnya pula. Prinsipnya
yang penting nyambung. Hihi..
[23:04,
6/22/2020] Ali Pakistan: Yes brother, we r also suffering Covid-19
[23:04,
6/22/2020] Ali Pakistan: Haj has been cancelled by Saudi govt
[23:05,
6/22/2020] Ali Pakistan: Only local of Saudi Arab will perform haj
[23:06,
6/22/2020] Ali Pakistan: Thanks to God who gave us opportunity for Haj 2018
Tadi malam dari negeri yang berbeda waktu 2 jam
lebih lambat dari Indonesia, tiba-tiba beliau kembali mengontak saya via
whatsap. Berita tentang Saudi yang telah memutuskan pelaksanaan haji dibuka
hanya terbatas pada orang-orang yang telah berada di wilayah Saudi sejak
pandemi covid 19 ini terjadi, rupanya mengingatkan beliau tentang memori haji
tahun 2018. Tentang semua sahabat-sahabatnya selama musim haji 2018. Beruntung,
termasuk saya yang diingatnya, Sejatinya saya belum mengetahui tantang berita
itu. Bahkan hingga tadi malam.
[23:06,
6/22/2020] Sukeri Masker: ooh ... there has been an official announcement from
Saudi govt?
[23:06,
6/22/2020] Sukeri Masker: Alhamdulillah wa syukrulillah
[23:06,
6/22/2020] Ali Pakistan: Yes, I read in newspapers
[23:08,
6/22/2020] Sukeri Masker: Many of our brothers are preparing to leave for the
Hajj, but God has not been permitted to leave this year
Apapun dan bagaimanapun, ibadah haji selalu membawa
beribu cerita bagi yang melaksanakannya. Tinggal di Mekkah - Madinah setidaknya 40 hari (untuk ibadah haji
regular) memberikan pengalaman dan kenangan yang tak akan pernah dilupakan
sepanjang hayat seseorang. Rangkaian persiapan dan prosesi ibadah yang panjang
membutuhkan stamina dan kesungguhan niat yang kuat. Terlebih perbedaan alam, cuaca
dan suhu yang sangat ekstrim dibandingkan dengan di tanah air. Belum lagi
masalah cita rasa makanan yang sering menjadi kendala jamaah haji.
Tak jarang, ketika kami tengah melakukan prosesi
ibadah seperti sa’I, atau lempar jumroh, tetiba ada jamaah dari Negara lain
mendekat dan setengah berbisik bertanya: “Indonesia?” Cukup dengan jawaban berupa
anggukan dan senyum, mereka akan mengacungkan jempol dan juga tersenyum. “how
many Indonesian pilgrims?” / “more than 2 hundred thousand.” / ”wooww’ mata
mereka biasanya kemudian membelalak sambil berlalu dan say hello. Saya merasa,
jamaah haji Indonesia memang istimewa, setidaknya itu yang sering saya jumpai berdasar
respon yang ada.
[23:10,
6/22/2020] Ali Pakistan: Inshallah, I
will retire from service next year and planning for hajj after that
[23:14,
6/22/2020] Sukeri Masker: Ooh ..barakallahu fik. I'm still retiring for a long
time. Pakistan No restrictions on Hajj departure? Indonesia can only leave for
the pilgrimage again after 10 years. Except umrah
[23:17,
6/22/2020] Sukeri Masker: So, I can register for the pilgrimage again after
2028. even then the waiting list is more than 20 years
[23:17,
6/22/2020] Ali Pakistan: We can go for haj after 5 years in govt scheme but no restriction on private scheme
Walau terkadang, karena postur dan fisik jamaah
haji Indonesia yang rata-rata kecil, sering menjadi ‘bulan-bulanan’ saat harus
berebut tempat. Apalagi ketika terlihat ada jamaah haji yang sudah sepuh,
tampak sendiri, kurang menguasai medan, bisa menjadi sasaran tindak kejahatan. Hal
itu pernah terjadi saat kami masih di Madinah. Salah satu saudara kami yang
satu rombongan dari tanah air, ketika hendak berangkat ke masjid nabawi
sendirian, tiba-tiba didekati serombongan orang dan tanpa ia sadari kemudian,
semua bekal uang yang ia bawa diserahkan ke orang-orang tadi.
Hal seperti itulah yang kemudian membuat saya
menjadi selalu berusaha untuk waspada di setiap waktu dan keadaan. Pernah suatu
saat, istri mengutarakan keinginannya dan mengajak berjalan-jalan di
perkampungan sekitar penginapan kami, di kawasan misfalah. Ia ingin melihat dari
dekat seperti apa suasana perumahan dan perkampungan penduduk Mekkah
sebenarnya. Mumpung tinggal di Mekkah, kapan lagi kita bisa mendapatkan
kesempatan seperti lagi. Begitu argumennya. Namun, dengan tegas keinginannya
itu saya tolak. Pengalaman yang ada membuat saya harus berhati-hati.
[23:19,
6/22/2020] Ali Pakistan: When u will plan for umra , plz inform me and I will
also manage it in same period
[23:20,
6/22/2020] Sukeri Masker: Yes. Inshallah..
[23:20,
6/22/2020] Ali Pakistan: Inshallah
[23:22,
6/22/2020] Sukeri Masker: We have planned Umrah maybe around the year 2022 or
2023
[23:23,
6/22/2020] Sukeri Masker: we will inform to you, inshallah
[23:43,
6/22/2020] Ali Pakistan: Ok g, that's good. I will accompany u
Tak terasa, dua tahun sudah berlalu. Segala pernik
yang dulu terasa berat dan membutuhkan perjuangan untuk melakukannya, sekarang menjadi
sesuatu yang dirindu. Tiap pagi, pukul 2 dinihari kami sudah terbiasa terbangun.
Segera bergegas dengan segala perbekalan di tas pinggang, menunggu bis dan
bergegas ke baitullah yang berjarak hamper 2 KM menjadi rutinitas kami. Jalan
kaki bagi kami sudah menjadi menu wajib harian. Bertahan di masjid dari subuh
hingga waktu dhuha dilakukan tiap hari. Semua pernak-pernik tersebut kini menjadi
sesuatu yang dirindu.
Selalu ada keinginan untuk bisa kembali berziarah
kesana. Hampir pasti, yang pernah berkunjung kesana baik melalui ibadah haji atau
pun umrah, pasti akan selalu muncul keinginan untuk mengulang berziarah kesana.
Demikian juga dengan kami semua. Semoga kami bisa kembali berziarah ke dua
tanah suci, Mekkah al mukaramah dan Madinah al munawarh. Bersujud di baitullah
dan mengunjungi makam Baginda Rasulullah Muhammad swa. Setidaknya melalui
ibadah umrah, suatu saat nanti. Semoga Allah memudahkan keinginan kami untuk
terlaksana. Aamiin
Masker, 25June2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar