Kamis, 03 April 2008

Proyek Amal Unggulan

By Masker

Beberapa tahun yang lalu, ada seorang aktivis dakwah di kota saya yang meninggal karena terjatuh ketika mengikuti acara mukhoyan di lereng sebuah gunung berapi di kawasan jawa tengah. Berita di koran menyebutkan, ‘Masyarakat di Kotabaru tidak lagi bisa mendengarkan merdunya suara adzan subuh Ffulan, setelah kepergiannya” Kalimat ini secara tidak sadar, terus terpateri dalam fikiran saya sampai sekarang. Seorang yang suaranya selalu terdengar sebagai muadzin sholat subuh.

Tiga tahun yang lalu, salah satu Budhe saya meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas. Saya teringat ketika pertemuan terakhir kami di saat lebaran sebelumnya, beliau bercerita berbagai hal sampai menangis-nangis. Lebih dari dua jam beliau cerita! Sampai-sampai dua anak saya yang saya ajak semua tertidur di kursi.

Tapi bukan soal cerita beliau yang ingin saya sampaikan disini. Menjelang prosesi pemakaman beliu, ketika ada sambutan yang diwakili oleh seorang bapak yang menjadi imam sholat di masjid dekat rumah beliau, sang bapak ini memberikan kesaksian, yang sekali lagi kesaksian ini kemudian melekat kuat dalam memori saya.

“Saya berdoa semoga almarhumah meninggal dengan khusnul khotimah, karena beliau adalah salah satu jamaah saya yang tidak pernah tertinggal sholat subuh berjamaah di masjid.” Begitu kesaksiannya. Tidak pernah tertinggal sholat subuh berjamaah di masjid.

Dari berbagai referensi bacaan yang saya temui, saya hampir selalu menemukan bahwa sesungguhnya para sahabat Rasulullah dan juga orang-orang sholeh pendahulu kita, mereka banyak yang menentukan “spesialisasi amal sholih” tertentu sebagai amal unggulan mereka.

Kita tentu ingat dengan Bilal. Siapaka dia? Kenapa suara terompahnya bahkan sudah terdengar di surga oleh Rasulullah, bahkan ketika dia masih hidup. Ternyata amal unggulan Bilal adalah selalu menjaga wudhunya.

Kita tentu juga ingat seorang sahabat yang ketika datang ke majelis Rasulullah, Rasulullah sebelumnya selalu mengabarkan, “Sebentar lagi akan datang seorang ahli surga ke majelis kita ini.” Dan setelah ditunggu-tunggu selalu sahabat ini yang datang. Hingga kemudian ada yang berinisiatif melakukan investigasi, gerangan amal apakah yang menyebabkan Rasulullah menyebutnya sebagai ahli surga?

“Barangkali karena saya tidak mempunyai rasa kedengkian sedikitpun dalam hati ini kepada semua makhluk di muka bumi ini. Setiap malam menjelang tidur saya, saya selalu mengihklaskan semua kesalahan yang diperbuat orang lain kepada saya hari itu” Begitu kurang lebih jawaban dia, ketika sang investigator tadi tidak menemukan amal istimewa yang dia lakukan.

Sederhana sekali, begitu mungkin kata-kata yang muncul dalam benak kita. Tapi sesungguhnya disitulah letak istimewanya. Sebuah amal yang barangkali sederhana, namun jika ia dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, ikhlas dan menjadi sesuatu yang dilakukan terus-menerus, maka insya Alloh ia akan menjadi penyelamat kita dari azab neraka kelak di yaumil qiyamah.

Sudahkah kita mempunyai amalan unggulan yang akan kita persembahkan kepada Alloh Sang Pencipta Kehidupan kelak ketika menghadap-Nya? Kalo belum, mari kita canangkan dari sekarang, sebelum semuanya terlambat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar