Senin, 12 Januari 2015

Lampu Hijau Kehidupan

Di perempatan Condongcatur dari jauh, dari jarak sekitar 300 meter, aku melihat lampu itu menyala hijau. Aku hafal jalan ini. Setiap hari aku melewatinya. Maka segera aku naikkan kecepatan kendaraanku. Aku yakin dengan kekuatan dan kecepatan lari motor ini. Aku yakin aku cukup waktu untuk sampai dan melewati lampu itu. Jalanan tidak cukup padat pagi ini. Beberapa pengendara lain telah aku dahului. Di bawah tiang lampu itu sekilas aku liat argo hitungan mundurnya. Di angka 1 menjelang nol. Dan aku berhasil melewatinya.

Aku suka menikmati setiap jenak perjalanan yang aku lakukan. Ada banyak pelajaran dan hikmah selalu aku temukan dalam rentang waktu ini. Ada pelajaran tentang kehati-hatian dan kecerobohan. Ada pelajaran tentang kesabaran dan ketergesaan. Dan pelajaran tentang kedisiplinan, keruwetan, toleransi, kebesaran hati, kearoganan, keegoisan pun lengkap tersaji di jalanan. Tadi aku mendapatkan satu pelajaran penting. Memaknai kesempatan.

Kita akan banyak bertemu dengan titik persimpangan yang di sana terpasang lampu pengatur, dalam tiap jenak perjalanan kita. Ada yang dilengkapi perangkat waktu hitung mundur, dan sebagian besar lainnya tanpa panel pembantu tersebut. Ketika lampu hijau di depan kita, itu berarti kita diberi kesempatan untuk melaju melewati titik persimpangan itu. Hendak lurus, ke kanan atau ke kiri, itu hanya berhubungan dengan masalah tujuan kita akan kemana.

Dan setelah itu biasanya lampu kuning akan menyala sebentar. Antara 3 – 5 detik. Untuk kemudian warna lampu menjadi merah. Tidak boleh lagi ada pengendara yang melaju dari arah ini. Menerobos berarti celaka. Pilihannya : tabrakan atau ia akan dikejar oleh aparat penjaga ketertiban lalu lintas. Paling minimal ia akan mendapatkan sumpah serapah dari pengendara lain yang merasa akan dicelakai oleh ulahnya tersebut. Dan perjalanannya pun kemudian tidak akan tenang pastinya.

Perjalanan ini tak ubahnya adalah perjalanan hidup kita. Banyak pernak-perniknya. Dan titik-titik persimpangan tadi adalah bentuk dari titik-titik peluang dan kesempatan yang ada di depan kita. Lampu hijau di depan kita berarti peluang dan kesempatan itu terbuka luas untuk kita. Pilihannya hanya dua, akan kita kejar sekuat tenaga dan kita puas bisa meraihnya atau kita biarkan berlalu dan lepas begitu saja dari diri kita karena lampu telah terlanjur berganti menjadi merah. 

Peluang dan kesempatan ini bentuknya luas. Bisa berhubungan dengan rejeki, jodoh ataupun peluang dan kesempatan amal lainnya dengan segala maknanya. Bisa jadi kita kehilangan peluang dan kesempatan itu bukan karena kita tidak mau, mungkin karena kekuatan kita tidak mampu untuk menjangkaunya. Atau ada kondisi yang membuat laju kita tersendat, sehingga ketika kita sampai di depan pintu itu lampu telah menyala merah. Atau tiba-tiba waktu kita telah habis.

Tidak semua pintu peluang dan kesempatan itu setelah berwarna merah akan kembali berwarna hijau lagi. Tidak semua peluang dan kesempatan itu akan datang dua kali di depan kita dalam bentuk yang sama. Maka jika pintu itu telah tertutup, kita harus bersabar kembali menunggu pintu peluang dan kesempatan itu berwarna hijau lagi. Atau kita harus bekerja keras mencari pintu dan kesempatan yang lain yang menyala hijau. Atau kita berhenti, mencukupkan diri sampai di titik ini.

Di perempatan Kentungan, dari kejauhan yang amat jauh, tampak olehku lalu lintas dari arah utara telah bergerak maju. Pertanda lampu menyala merah yang menghadangku ke arah barat sebentar lagi akan berwarna hijau. Maka aku pacu kendaraanku lebih kuat. Aku yakin aku akan sampai. Dan aku berhasil melewati persimpangan itu. Di sebuah kelokan jalan menurun perjalanan tadi, aku sempat menatap sang merapi yang sangat elok dan cantik pagi ini. Tapi ia juga kokoh di tempatnya.

@masker di keterpekuran pagi hari 09Jan2015 08.12.

2 komentar:

  1. kalau mau ditilik, peluang dan kesempatan itu sebenarnya berseliweran didepan mata kita. tetapi kadang indera kita kurang peka untuk menangkapnya dan menjadikan kebaiakn untuk diri kita...

    hikmah pagi yg top pak masker

    BalasHapus
  2. Siyaaap.. lagi tertatih untuk memulai menulis lagi nih, masichang.. hehe

    BalasHapus