Jumat, 17 Oktober 2008

Tentang Puisi Itu

“Adek sudah baca…” tiba-tiba istri saya mengatakan kalimat itu, sambil menatap saya. “Baca apa, Dek?” Tanya saya tidak mengerti. ”Puisi, yang di blog itu” Jawabnya tanpa melihat ke arah saya. Saya mencoba mengingat, puisi mana yang dimaksud itu. Sengaja. Kadang saya membuat puisi, atau sekedar tulisan tentangnya, di blog maupun di komputer saya. Tidak saya beritahukan. Agar ia menemukan sendiri tulisan-tulisan itu. Seperti saat itu.

”Memang untuk siapa puisi itu?” tanyanya. ”Lah, memang kira-kira untuk siapa” Jawab saya mencoba mencari tatap jujur di matanya. ”Ya, ndak tahu. Wong bukan Dek yang nulis” kata istri saya tidak mau kalah.

Hening. Saya tidak ingin menjawabnya segera. Saya hanya ingin melilhat dia penasaran. Saya tahu, sebenarnya dia telah tahu untuk siapa puisi itu dibuat. Saya yakin, perasaannya telah menemukan kepada siapa tulisan itu sebenarnya dicurahkan. Tapi begitulah dia. Dia selalu ingin penegasan. Dia selalu butuh pengakuan secara verbal dari saya.

”Tentu saja puisi itu ditulis untukmu, sayang” begitu jawab saya. Benar. Dia hanya butuh pengakuan dari mulut saya. Penegasan. ”Terima kasih ya...” Ada binar di matanya. ”Adek juga cinta, Mas” Ucapnya sambil tersenyum ke arah saya. Selalu begitu. Entah berapa puluh atau ratus kali, dia selalu minta penegasan-penegasan tentang perasaan saya. Dulu, lidah saya begitu kelu untuk mengucap kata-kata semacam itu. Dulu, saya bukanlah seorang yang biasa mencurahkan perasaan dengan kata-kata. Biarlah terpendam. Begitulah.

Tapi sekarang, wanita ini banyak mengajarkan saya untuk saling terbuka. Terbuka untuk saling mengungkapkan perasaan kami. Ya. Karena kami sadar, cinta itu harus terus dipupuk dan disirami. Agar terus bersemai dan berbunga.

Ada Sekeping Rindu

Ada sekeping rindu
Terselip di lubuk hati terdalamku
Hanya untukmu
Jika engkau sadari itu

Ada sebongkah resah
Yang terus mendera
dalam langkah-langkah ini
Wahai bidadariku

Jika engkau berkenan
Maka dengarkan detak rindu itu
Terus mengalun
Dalam sudut-sudut sepi
Di segala relung jiwa ini

Hanya kepadamu
Satu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar