Jumat, 01 Agustus 2008

Berawal dari kemudahan-kemudahan…

“Akh, bagaimana kalo calon antum umurnya lebih tua dari antum?” Tanya Mas Sam, salah satu personel group nasyid Najmuddin. Murabbi saya yang waktu itu belum menikah, mengamanahkan proses perjodohan saya kepada Mas Sam ini. Saya tahu, banyak akhwat kakak kelas yang masih menunggu ikhwan datang melamarnya. Cerita ini sudah sering saya dengar. “InsyaAllah, saya siap dan tsiqoh.” Jawab saya mantab.

Potongan dialog ini terjadi di sebuah pagi di awal bulan ramadhan, di sebuah rumah kontrakan di dalam kawasan PJMI. Itu adalah awal skenario bertemunya saya dan calon istri. Setelah calon istri saya menerima bio data saya dan tidak ada keberatan, beberapa hari berikutnya saya menerima biodata dia. Sebuah pesan menggantung di sekretariat masjid MBM, ”To Pak Keri : Segera ke rumah saya. Saya tunggu. Sam” Begitu bunyi pesannya.

Harap maklum, komunikasi waktu itu hanya via telepon. Atau catatan-catatan seperti itu. Sehingga kemungkinan infonya akan kadaluarsa amat besar. Tidak seperti sekarang, komunikasi begitu lancarnya baik via hp maupun email.

Pesan itu adalah pesan untuk mengambil bio data. Berjalan kaki, dengan semangat ’45 saya susuri jalanan dari MBM ke PJMI, melewati gang-gang di Pondok Jengkol yang jika musim hujan beceknya minta ampun. Jika melewatinya waktu ba’da Maghrib, maka di sela-sela deretan kamar-kamar kost anak STAN itu, akan kita dengarkan alunan ayat-ayat Al Qur’an dari mereka. Menyejukkan hati.

Dari rumah Mas Sam setelah mengambil bio data, saya kembali ke MBM. Seusai sholat Dhuhur, tidak sabar saya kembali ke kost dulu agar bisa kosentrasi membuka bio data tersebut. Saya belum berani membuka fotonya. Dari bio datanya, saya tahu dia lebih tua dari saya 3 tahun. Kami lahir di bulan yang sama, hanya tanggal yang sedikit dibalik. Jika saya lahir tanggal 20, maka dia dilahirkan tanggal 02. Setelah membaca semuanya akhirnya saya beranikan melihat fotonya dari dalam amplop. Hmmm...

Malam itu, jadwal saya i’tikaf di Masjid Al Hikmah. Saya memang membagi waktu iktikaf beberapa malam di MBM dan beberapa malam berikutnya Al Hikmah. Tak lupa saya bawa amplop tersebut dalam tas saya. Alhamdulillah, Allah makin berikan kemantapan dalam hati untuk menikahinya. Beberapa hari hari kemudian saya kabarkan kemantapan itu kepada Mas Sam, untuk kemudian disampaikan ke calon istri saya.

Itulah kemudian menjadi bagian dari awal-awal kemudahan kami berikutnya. Sampai kemudian akad nikah kami pun bisa berjalan dengan lancar. Semoga Allah senantiasa menyederhanakan dan memudahkan urusan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar