Kamis, 21 Agustus 2008

Tentang Keterdahuluan dan Kebersegeraan

Tentang Keterdahuluan dan Kebersegeraan

Saya tidak tahu dua kosa kata di atas ini sesuai dengan kaidah baku Bahasa Indonesia atau tidak. Akan tetapi, keduanya menghiasi pikiran saya tadi malam setelah sebelumnya saya membaca sebuah taujih dari struktur di wilayah saya.

Dalam generasi Islam, kita mengenal adanya asabiqunal awalun, yaitu generasi pertama yang masuk Islam. Mereka memiliki keutamaan-keutamaan yang tidak dimiliki generasi setelahnya, dan Allah pun memuji mereka dengan sebutan umat terbaik (khairu ummah). Sayyid Qutb pun melabeli mereka dengan sebutan generasi qur�ani yang unik, karena kehidupan mereka seolah-olah seperti pengejawantahan sepenuhnya dari nilai-nilai yang terkandung dalam Al Qur�an. Keunggulan keimanan mereka pun kita tentu tidak perlu menyangsikannya.

Dalam beribadah pun kita dikenalkan nilai-nilai bahwa sholat yang di awal waktu itu lebih utama jika dibanding sholat setelah waktu berikutnya bergulir. Nilai shaf pertama lebih baik dari pada shaf-shaf belakangnya. Pun anjuran-anjuran untuk bersegera dalam melakukan amal-amal kebaikan, banyak kita jumpai dalam Al Qur�an, semisal dalam surat Ali Imran : 133 :

133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,

Dalam sebuah hadits Rasulullah juga bersabda, �badiru bi a�mali shalih�� bersegeralah kalian dalam beramal shalih, anjuran sekaligus perintah inipun menegaskan urgensi hal tersebut di atas.

Ikhwati fillah�
Kata kunci yang ingin saya tekankan di sini adalah konsep dua hal di atas tadi, pertama keterdahuluan dan yang kedua adalah kebersegeraan. Dengannya maka akan kita mendapatkan kualitas sesungguhnya dari sesuatu yang kita dahulukan dan kita segerakan tadi.

Kedua hal tadi saling terkait tidak bisa lepas satu sama lain, meski tidak selalu. Untuk menjadi barisan generasi terdahulu, tentu seseorang harus bersegera. Tetapi ada kalanya kita �hanya� perlu bersegera, karena ada barisan generasi yang telah mendahului kita. Tapi kita juga harus ingat bahwa akan generasi berikutnya yang akan mengikutinya sehingga pada saatnya kita juga telah �mendahului� mereka.

Kita tentu bisa melihatnya langsung kepada profil generasi sahabat sebagai generasi terbaik. Mereka generasi pertama dalam dakwah ini, pasti. Respon terhadap seruan-seruan kebaikan dan dakwah pun, mereka selalu berlomba-lomba menjadi yang terdepan memberikan contoh dan tauladan.

Begitulah seharusnya...
Terhadap seruan-seruan dakwah dan kebaikan, hendaklah kita berusaha menjadi yang pertama dan bersegera dalam seruan-seruan itu. Jangan pernah terbesit keraguan, jika itu memang seruan dakwah. Jangan pernah berikan peluang berpikir ulang untuk menunda, jika itu adalah seruan-seruan kebaikan. Sebagaimana ketika adzan berkumandang, maka hendaklah kita bersegera untuk menyambut seruan itu.

Kita tentu tidak ingin seperti kaum yahudi yang dalam Al Qur�an suka menawar-nawar perintah dakwah maupun kebaikan. Bahkan mereka pun terlalu banyak bertanya yang tidak seharusnya sehingga hampir-hampir mereka lupa dan lalai dengan perintah yang sesungguhnya. Dan justru itu kemudian mempersulit diri mereka.

Ikhwati fillah...
Ketika kita memanggil anak kita dan kemudian kita melihat respon anak kita tidak bersegera memenuhi panggilan kita, tentu kita akan kecewa bahkan kadang marah. Kita berpikir bahwa sebagai orang tua yang telah membesarkan mereka, semestinya mereka bersegera merespon dan menghampiri kita begitu kita memanggilnya.

Tentu Allah sebagai Dzat yang telah menciptakan kita dan menguasai hidup dan mati kita, jauh lebih berhak untuk kita dahulukan dan segerakan panggilannya. Seruan-seruan Allah melalui seruan-seruan dakwah, selayaknya kita tempatkan dalam urutan teratas dalam aktifitas hidup kita. Sebagaimana sahabat Handzalah yang bersegera memenuhi seruan jihad yang telah berkumandang, meskipun saat itu dia sedang berbulan madu dengan istrinya. Dia tidak perlu menawar-nawar, dia tidak perlu berpikir ulang, karena itu panggilan dari Allah melalui Rasul-Nya.

Semoga Allah, Dzat yang Maha Pemurah, menganugerahi kita semua dengan hati yang peka dengan seruan-seruan-Nya. Sehingga kita bisa menjadi generasi yang selalu terdahulu dan bersegera dalam seruan-seruan itu.

Allahu �alam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar